Meskipun kita hidup di era postmodern, iman tidak otomatis kuno. Justru bisa menjadi wujud paling jujur dari spiritualitas kontemporer
Perjalanan pemikiran manusia sepanjang sejarah senantiasa beriringan dengan pergumulan terhadap makna, moralitas, dan eksistensi.Â
Agama menjadi institusi dan sistem nilai yang menjiwai peradaban---baik dalam dunia pra-modern, modern, maupun postmodern.Â
Namun, posisi agama tidak selalu konstan: ia mengalami negosiasi, dekonstruksi, bahkan reposisi epistemologis dalam tiap era.
Era Pramodern: Agama sebagai Poros Kehidupan
Dalam era ini, agama menjadi sumber pengetahuan, hukum, dan moralitas yang tak tergugat.Â
Dunia dilihat sebagai ciptaan Ilahi yang bersifat hierarkis dan teratur.Â
Pengetahuan bersumber dari teks suci dan otoritas spiritual, bukan dari observasi empiris atau rasionalitas independen.
Contoh: Zaman Abad Pertengahan di Eropa (Christian Scholasticism), atau era kejayaan Islam klasik (Bayt al-Hikmah, filsafat sufistik).
Era Modern: Rasionalisasi dan Sekularisasi
Modernitas lahir dari revolusi ilmiah dan pencerahan Eropa abad ke-17--18.Â