Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Uji Coba Vaksin di Negara Berkembang: Risiko, Etika, dan Perlindungan Hak Individu

10 Mei 2025   19:30 Diperbarui: 10 Mei 2025   19:30 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi uji coba vaksin (Sumber gambar: Meta AI)

Tanpa adanya regulasi yang ketat, perlindungan yang memadai, dan transparansi yang tinggi, proyek-proyek ini bisa menjadi sumber ketidakadilan dan eksploitasi

Dalam beberapa dekade terakhir, negara berkembang, termasuk Indonesia, sering menjadi lokasi untuk uji coba vaksin dan teknologi medis baru. 

Keputusan ini sering kali didorong oleh biaya yang lebih rendah untuk melakukan penelitian serta kurangnya infrastruktur medis yang dapat mengimbangi biaya pengujian di negara maju. 

Meskipun uji coba medis di negara berkembang dapat menawarkan manfaat potensial dalam hal akses ke teknologi medis yang lebih baik, ada banyak isu etika dan risiko yang perlu diperhatikan. 

Salah satunya adalah potensi dampak negatif jangka panjang yang bisa dialami oleh individu yang terlibat dalam uji coba, serta kurangnya jaminan atau perlindungan bagi mereka.

Tantangan Negara Berkembang

Negara berkembang sering kali menghadapi tantangan besar dalam hal kesehatan masyarakat, seperti penyakit menular, kurangnya akses ke pengobatan yang tepat, dan infrastruktur medis yang terbatas. 

Di sisi lain, mereka juga sering kali menjadi sasaran bagi uji coba vaksin atau obat-obatan baru, yang dapat menimbulkan kekhawatiran terkait eksploitasi dan ketidakadilan.

Keputusan Perusahaan dan Pemerintah

Sering kali, negara-negara dengan populasi besar dan akses terbatas ke teknologi medis menjadi lokasi yang lebih menguntungkan bagi perusahaan farmasi dan lembaga penelitian internasional untuk melakukan uji coba, mengingat biaya yang lebih rendah dan kebutuhan akan solusi cepat untuk masalah kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun