Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Penulis Multitalenta, Pengamat Sosial, Pemerhati AI, Pelaku Pasar Modal

Penulis multidisipliner yang aktif menulis di ranah fiksi dan nonfiksi. Fokus tulisan meliputi pendidikan, politik, hukum, artificial intelligence, sastra, pengetahuan populer, dan kuliner. Menulis sebagai kemerdekaan berpikir, medium refleksi, ekspresi ilmiah, dan kontribusi budaya.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bisakah Freeport Menjadi Nilai Tawar untuk Tarif Impor Trump?

24 April 2025   18:03 Diperbarui: 24 April 2025   18:03 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dinamika Politik dalam Negeri dan Kepentingan Lain

Di sisi lain, Indonesia sendiri menghadapi tantangan politik dan ekonomi internal yang membuat penggunaan Freeport sebagai alat tawar dalam diplomasi dengan Amerika Serikat menjadi terbatas. 

Salah satunya adalah masalah dalam tata kelola sumber daya alam, ketidakberdayaan dalam menghadapi tekanan politik dari perusahaan besar, serta potensi konflik kepentingan antara pejabat pemerintah, pengusaha, dan perusahaan asing. 

Dalam konteks ini, meskipun Freeport bisa menjadi salah satu alat tawar dalam negosiasi internasional, banyak faktor internal yang membuat penggunaan leverage ini menjadi tidak maksimal. Praktik korupsi, ketidakjelasan kebijakan, dan kepentingan ekonomi jangka pendek sering kali lebih mengutamakan hubungan dengan negara-negara besar seperti AS, daripada memanfaatkan potensi sumber daya alam secara optimal untuk kepentingan rakyat Indonesia.

Meskipun Freeport adalah salah satu aset berharga bagi Indonesia, perusahaan ini tidak dapat dijadikan nilai tawar yang kuat dalam mengurangi tarif impor yang dikenakan oleh AS pada masa pemerintahan Donald Trump. 

Ketergantungan Indonesia pada investasi asing, keterbatasan kontrol terhadap perusahaan asing di sektor strategis, dan dinamika politik domestik Indonesia yang rumit membuat kebijakan tarif impor AS lebih sulit untuk dipengaruhi oleh pengaruh Indonesia melalui Freeport. 

Selain itu, kebijakan perdagangan AS lebih dipengaruhi oleh kepentingan domestik Amerika dan sektor-sektor yang dianggap lebih strategis, daripada hubungan dengan negara penghasil sumber daya alam seperti Indonesia. 

Untuk menghadapi tantangan ini, Indonesia perlu memperkuat posisi tawarnya melalui kebijakan yang lebih mandiri, peningkatan daya saing industri domestik, dan reformasi di sektor sumber daya alam agar tidak lagi tergantung pada perusahaan-perusahaan asing.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun