Mohon tunggu...
Rita Mf Jannah
Rita Mf Jannah Mohon Tunggu... Freelancer - Pelaku Pasar Modal, Pengamat Pendidikan, Jurnalis, Blogger, Writer, Owner International Magazine

Menulis sebagai sebuah Kebahagiaan dan Kepuasan, bukan Materi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menang Tawuran? Pahlawan Kesiangan Penyandang Aib

10 November 2021   07:24 Diperbarui: 10 November 2021   07:27 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi pemenang tawuran (pic: lpmhayamwuruk.org)

Primordialisme berlebihan

yaitu kecintaan terlalu besar terhadap suku, hingga menimbulkan sikap merendahkan dan berpikir negatif terhadap suku lain.

Egoisme

Keinginan diakui tentang segalanya, membuat terlalu berlebihan dalam menanggapi berita yang belum tentu benar, berakibat mudah mempercayai berita hoaks tanpa pemikiran mendalam, menyulut emosi yang menyulut solidaritas asal kelompok, jika ditanggapi secara negatif akan berujung tawuran.

Sisi positif kecintaan yang berlebih pada suku atau kelompok adalah keinginan untuk kompak bersatu demi membela kehormatan suku dan kepentingan kelompok.

Namun di balik hal positif ini tersimpan banyak akibat negatifnya, yang dapat memicu bom waktu tawuran dalam skala lebih besar lagi, berupa kerusuhan dan ketidakstabilan kondisi negara, bahkan lebih gawatnya dapat berujung genosida, seperti kerusuhan Dayak-Madura beberapa waktu lalu. Bahkan di belahan dunia lain juga pernah mengalami hal serupa, misalnya pembantaian etnis Rohingya di Myanmar.

Pelaku tawuran dewasa sejatinya berjiwa bocah

Diperlukan pemikiran bijak dan jiwa-jiwa dewasa saat menghadapi suatu permasalahan, yang tidak mengedepankan otot, kekuasaan, dan kecintaan berlebih pada segala yang berkaitan dengan suku, agama, ras, dan aliran kepercayaan (SARA). Sungguh salah kaprah yang berlebihan jika kebencian terhadap kelompok lain harus dijawab dengan adu fisik dan hal-hal anarkhis, sebab hal itu bukanlah jiwa kepahlawanan yang sesungguhnya. 

Pahlawan bukanlah yang menang di atas penderitaan bangsa sendiri, demikian juga dengan tawuran, yang diklaim sebagai kemenangan sepihak, padahal sesungguhnya hanyalah kemenangan di atas penderitaan bangsa sendiri. 

Setali tiga uang dengan yang terjadi di Timur tengah, perang saudara di Irak, Libya, sesungguhnya bukanlah sebuah kemenangan, sebab menghancurkan sesama saudara bangsa. Lalu siapa yang telah menang? Yang telah pongah memenangkan adalah mereka yang sukses mengadudomba dan memecah belah.

Tawuran yang selalu terjadi di negeri ini, sesungguhnya tidak menghasilkan pemenang sejati, sebab sejatinya sama-sama kalah, kalah dalam mengalahkan hawa nafsu, kalah dalam menundukkan emosi, kalah dalam menyerap informasi yang benar, kalah melawan hoaks dan kebencian. Pemenangnya sudah pasti adalah mereka yang berhasil mengobarkan kebencian dan perpecahbelahan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun