Mohon tunggu...
fals
fals Mohon Tunggu... swasta

suka tulis

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Masa Kanak-Kanak adalah Bapaknya Orang Dewasa

20 September 2024   10:16 Diperbarui: 27 Desember 2024   10:15 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pada mainan Gadget diolah via Playground AI oleh Fala

Jika kamu masih anak-anak, remaja dan belum menjadi orang dewasa maka saatnya kamu mengingatkan orang tua kamu, guru kamu atau orang-orang yang dianggap tua dan dewasa disekeliling kamu untuk memperlakukan dirimu sebagai anak-anak, remaja dengan penuh kasih sayang.

Mintalah mereka untuk memperlakukan anak-anak dan remaja dengan kasih sayang, damai, sopan dan tanpa kekerasan baik fisik maupun psikis. Pasalnya perlakuan yang salah terhadap anak bisa berakibat fatal pada masa depan mereka. Anak-anak memperoleh perlakuan tidak manusiawi akan menimbulkan trauma masa kecil yang kelak masa dewasa bisa meledak untuk melakukan balas dendam.

Ada 2 kata yang perlu kamu kenal yaitu "child abuse",  kata ini bisa berarti perlakuan salah terhadap anak. Dimana orang-orang dewasa memperlakukan anak dengan cara yang salah seperti menggunakan kekerasan dan kasar misalnya mencaci maki anak, menendang, menghina, menempeleng, mengolok-olok, mencap sebagai anak bodoh, anak nakal. Child abuse adalah sebuah tragedi dalam kehidupan. Luka fisik bisa terobati, tetapi luka batin meninggalkan jejak panjang seumur hidup yang mau tidak mau membutuhkan bimbingan yang akurat. Child abuse sebagai bagian kekerasan dalam rumah tangga bisa mengakibatkan banyak parut gangguan emosional. Pribadi korban menjadi rapuh, citra diri yang buruk, marah, sedih, bingung, penuh kecemasan, depresi, dan lainnya.

Fakta menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami child abuse (perlakuan salah terhadap anak) maupun masa kecil yang kurang bahagia kelak jika dewasa maka akan mencari kompensasi. Dalam dunia psikologi kompensasi berarti pencarian kepuasan dalam suatu bidang untuk memperoleh keseimbangan dari kekecewaan dalam bidang lain.  Sekali lagi anak-anak memperoleh perlakuan tidak manusiawi, masa kecil tidak puas sebagai anak yang masih perlu kasih sayang maka akan menimbulkan trauma masa kecil yang kelak masa dewasa begitu  punya kesempatan akan mencari kompensasi yaitu balas dendam. Mari kita lihat contohnya:

Adolf Hitler sang pembunuh berdarah dingin dengan bendera NAZI-nya mencatat sejarah yang suram bagi Jerman. Semasa kecil Hitler Adolf muda sering mendapati dirinya menjadi sasaran temperamen sang ayah. Alois Hitler, ayah Adolf Hitler sangat ingin putranya sukses dalam hidup. Ia tidak segan memukuli Adolf jika tak melakukan apa yang diperintahkan. Paula Hitler, mengungkap bahwa saudara laki-lakinya adalah tukang bully di masa remajanya. Adolf juga tak segan memukuli Paula. Ketika dia berusia sekitar delapan tahun dan Adolf berusia 15 tahun, Paula menulis: "Sekali lagi saya merasakan tangan saudara laki-laki saya mendarat di wajah saya."

Benito Amilcare Andrea Mussolini (29 Juli 1883-28 April 1945) adalah seorang  diktator Italia pada periode 1922-1943.  Saat menjadi perdana menteri, Mussolini mengurangi pengaruh hakim, memberangus kebebasan pers, menangkap lawan politik, melegalkan kekerasan skuad fasis dan mengkonsolidasikan kekuasaannya. Namun, ia terus bekerja dalam sistem parlementer setidaknya sampai Januari 1925 ketika ia menyatakan dirinya diktator Italia. Mussolini melarang partai-partai oposisi, menendang lebih dari 100 anggota parlemen, mengembalikan hukuman mati untuk kejahatan politik, mengerahkan polisi rahasia dan menghapuskan pemilu. Ia dipaksa mundur dari jabatan Perdana Menteri Italia pada 28 Juli 1943 setelah serangkaian kekalahan Italia di Afrika. Setelah ditangkap, ia diisolasi. Dua tahun kemudian, ia dieksekusi di Como, Italia utara. Mussolini kecil  mempunyai reputasi sebagai anak yang suka berkelahi dan mem-bully. Pada usia 10 tahun ia diusir dari asrama karena menusuk teman sekelasnya dan di sekolah berikutnya ia kembali melakukan penusukan. Ia juga mengaku pernah menikam lengan pacarnya dengan pisau. Ia memimpin geng anak laki-laki untuk mencuri di  perkebunan dan akhirnya ia mahir menggunakan pedang dalam perkelahian-perkelahian yang dilakoninya.

Menurut Profesor Sigmund Freud (1856-1939) ahli psikoanalisis dari Jerman menyatakan "the civilized adult is the result of his childhood (orang dewasa yang beradab adalah hasil dari masa kecilnya). Dalam psikoanalisis sehingga menegaskan pepatah lama "the child is father of the man" (anak adalah ayah dari orang dewasa). Ini berarti masa kanak-kanak Kamu, masa remaja Kamu ini dapat dijadikan acuan masa depan Kamu kelak. Tingkah lakumu di masa dewasa tercermin dari  Kamu memperoleh perlakuan di masa kana-kanak, remaja. Kalau masa kanak-kanak, remaja memperoleh kasih sayang maka masa dewasa Kamu akan menjadi penyayang. Masa kanak-kanak, remaja Kamu biasa berbohong, mencuri maka masa dewasa Kamu bisa jadi koruptor atau penjahat. Jadi kalau orang tua Kamu, guru Kamu mendidik dengan salah maka kelak dewasa Kamu akan cenderungberbuat salah. Baik buruknya Kamu tergantung bagaimana orang tua memperlakukan kamu di masa kanak-kanak, remaja. Kamu dapat perlakuan baik akan mencari kompensasi yang baik dan Kamu mendapat perlakuan buru akan mencari kompensasi dengan buruk.

Maka Dorothy Law Nolte (12 Januari 1924 -- 6 November 2005)  seorang penulis Amerika dan konselor keluarga. Dia menulis sebuah puisi tentang anak:  "Children Learn What They Live" (Anak Belajar Dari Perlakuan yang Dialaminya).

Anak Belajar Dari Perlakuan yang Dialaminya

Jika anak dibesarkan dengan celaan, dia belajar memaki

Jika anak dibesarkan dengan permusuhan/kekerasan, dia belajar membenci

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun