Ketika akal yang berijtihad untuk jihad keilmuan dimusuhi atas nama agama yang terjadi adalah kebekuan dalam berpikir (jumud)_anymous_Â
Filsafat Islam yang Dianaktirikan
Di era modern filsafat Islam sebagai ilmu seperti dianaktirikan. Kemunculannya yang bermula menjadi titik picu untuk tanding intelektual sehingga melahirkan keilmuan-keilmuan Islam lainnya setelah pengambil alihan ilmu dari filosof Yunani Kuno disesuaikan dengan Alquran dan Hadis.
Dianaktirikannya filsafat Islam diantara sebabnya. Pertama, pembahasan yang terlalu mengawang-awang dan berjarak dari realitas. Kedua, istilah-istilah yang cukup sulit dipahami. Ketiga, kajian filsafat Islam dan beberapa pemikiran tokohnya dianggap membahayakan iman seseorang. Karenanya ada yang berpendapat bahwa belajar filsafat Islam haram hukumnya serta kebenaran tentang adanya Tuhan, pembahasan alam, manusia, kenabian telah ada di dalam Alquran dan Hadis tak perlu lah dicari kebenarannya melalui berpikir dengan akal. Keempat, para filosof Yunani Kuno yang pemikirannya diadopsi oleh filosof muslim agamanya tak jelas dan tidak bertuhankan Allah. Kelima, di beberapa perguruan tinggi keagama Islam (PTKI) baik swasta maupun negeri yang mengajar filsafat Islam tidak memiliki latar keilmuan filsafat sehingga tujuan filsafat Islam diajarkan kepada mahasiswa menjadi samar.
Pun filsafat Islam sebagai pemicu kemunculan ilmu-ilmu Islam lainnya pernah menjadi "musuh" dari beberapa ulama ahli fikih (fukaha) dan orang-orang yang menganggap berpikir mendalamnya filsafat Islam akan menyebabkan iman seorang muslim menjadi goyah.
Maka di satu sisi wajar kala filsafat Islam dianaktirikan tapi di sisi lain perlu dipertanyakan asusmi itu karena sumbangsih filsafat Islam begitu besar untuk kemunculan dan kelangsungan keilmuan Islam.
Perlu perhatian bersama menempatkan ulang peran posisi (reposisi) filsafat Islam ditengah-tengah keilmuan Islam sehingga filsafat Islam tidak akan lenyap di peta keilmuan Islam.
Titik Temu Akal (Filsafat) dan Agama (Islam)
Beberapa keilmuan Islam lahir dari pengambilan kepada bangsa lain yang lebih dulu memunculkannya dan  kemudian diubah sesuai oleh orang-orang Islam dengan Alquran dan hadis.
Alquran dan Hadis menjadi penyaring utama terhadap ilmu apapun yang akan dimunculkan nantinya sehingga ketika ilmu itu dikembangkan oleh orang Islam maka titik bertolak atau landasannya sudah sangat jelas yaitu Alquran dan Hadis.