Mohon tunggu...
Fajar Novriansyah
Fajar Novriansyah Mohon Tunggu... Administrasi - Pekerja biasa

Pekerja Purna Waktu Sebagai Staf Adminitrasi di Perusahaan Operator SPBU Swasta berlogo kerang kuning. Menikmati suka duka bertransportasi umum, Karena disetiap langkah kan ada jalan, dimana perjalanan kan temui banyak cerita. S1 Manajemen Universitas Terbuka 2014

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Yang Pergi Itu Berharap Disempurnakan

6 Mei 2020   02:25 Diperbarui: 6 Mei 2020   02:35 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS

Pernah melihat iklan Ramayana Departemen Store yang ini? (maaf sebut merk)

Iklan ini sebetulnya terbagi menjadi dua episode, satu yang tayang selama ramadhan, bagian keduanya tayang menjelang lebaran. Sebetulnya agak kesal lihat bagan iklan pertamanya, kok ya anak, menantu dan cucunya begini amat ya. Ealah dalah tapi sangat menyetuh diakhirnya. Sungguh tidak menyangka endingnya seperti ini. Rasanya sedih bercampur satu, mewakili kadang apa yang terlihat dan terdengar tidak seperti yang kamu pikirkan.

Dalam iklan yang berjudul Bahagianya adalah Bahagiaku, menceritakan si Nenek yang akhirnya tinggal dengan keluarga anak dan menantunya. Dalam beberapa scene selalu ada adegan si Nenek bilang ajak bapakmu, baik kepada menantu atau anaknya yang perempuan. Ini sebetulnya sebuah clue, hanya diawal saya tidak sadar

Dalam iklan tersebut si Nenek terlihat sangat semangat menjalankan ibadah puasa, tapi keluarganya biasa saja bahkan seperti malas malas,disini mungkin emosi penonton diaduk aduk, sampai suatu waktu muncul adegan si Nenek hendak mengetuk pintu kamar anaknya dan tidak sengaja menguping jika si anak dan menantu akan membawa ibunya ke suatu tempat

Sebelumnya saya mengira itu panti jompo, esoknya di iklan tersebut si nenek di ajak ke suatu tempat. Kenapa saya kira akan dibawa kepanti jompo karena karena ada adegan membawa bawa tas segala, Tersirat wajahnya nenek sedih dan kecewa, sedang anak dan menantu juga si cucu kecilnya datar datar saja, wajah nenek bingung.

Usut punya usut ternyata dalam tas tersebut isinya bunga gitu untuk ditabur di kuburan (sebetulnya kembangnya bukan kembang tabur sih), yang di datangi adalah sebuah kuburan, sampai si Nenek berkata kuburan siapa ini?Ingatan si Nenek yang terhenti sejak kematian suaminya di ramadhan tahun lalu. Diingatannya hanya tahu ini bulkan ramadhan dan sebentar lagi akan lebaran. Selalau diulang di hari yang sama.

Sampai Nenek tahunya ini masih Ramadhan, masih berbelanja ke Departemen Storenya untuk persiapan lebaran. Sungguh bagi saya ini sangat menyentuh, sangat sulit dilupakan bahkan sampai hari ini.

Bagi saya ini seperti menjadi tamparan, Bapak saya meninggal setelah lebaran di tahun 2014 silam. Sebetulnya saya tidak terlalu dekat dengannya karena dari semasa saya kecil saya tinggal bersama nenek saya hingga masa masa smp, juga sampai kemudian nenek meninggal dan sampai sma saya hanya bersama kakak sepupu dan adik kandung saya.

Wajar jika tidak terlalu dekat dengan Bapak, tetapi saat kuliah saya barulah tinggal bersama orangtua saya yang memang perantau di Jakarta. Ada sedikit kenangan dengan almarhum, rasanya jika di pikir pikir tidak seperti film panjang dimemori saya, lebih terasa seperti film pendek tapi dengan banyak tema. Saya orang yang suka bercerita, karena menjadi dekat saat kuliah jadi ada banyak pertukar pikiran dengan beliau menjadikan teman yang enak untuk berdiskusi.

Ada banyak hal yang kadang kita bahas, dari hal hal sepele dan hal agama, masa mudahnya habis di jakarta karena lahir dan besar disana. Saat remaja Bapak terkesan urakan dan ya modelan anak muda mencari jati diri, Adik saya lebih mirif sifatnya dengan Bapak. Setelah sekarang kadang saya butuh rupanya untuk sekedar diajak bercerita. Bapak saya juga kadang sering berujar "Kenapa baru dekat dengan agama belakangan ini". Saat bapak meninggal ada bagian kecil saya yang hilang. Saya ingat itu subuh terakhir dia membangunkan saya di 17 Agustus 2014. 

Ibu saya akhirnya kesepian, tidak lama kemudian terserang struk. Sekarang ibu saya tinggal dengan keluarganya di semarang. Sedang saya masih merantau di Jakarta, terakhir saya diTangerang . 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun