Uniknya, versi adaptasi lagu ini tidak hanya terbatas pada "Blues". Klub lain juga mengadopsinya dengan mengubah kata kunci dalam lirik: "Reds", "Yellows", bahkan nama kota. Hal ini menunjukkan betapa fleksibelnya lagu ini untuk dijadikan identitas kolektif.
Dan meskipun lagu ini mengalami banyak versi dan adaptasi, semangat aslinya tetap terasa---tentang harapan, perjuangan, dan kebersamaan.
Refleksi: Dari Harapan Abadi ke Semangat Sepak Bola
Lagu "Oh When the Blues Go Marching In" adalah bukti bahwa musik bisa melintasi ruang dan waktu, mengubah makna tanpa kehilangan jiwa. Ia pernah menjadi nyanyian kesedihan dan harapan di gereja-gereja New Orleans, dan kini menjadi anthem penuh semangat di stadion-stadion Eropa.
Dari spiritualitas ke sepak bola, dari harapan akan surga ke harapan tiga poin, lagu ini menjelma jadi jembatan budaya yang tak pernah berhenti hidup.
Maka lain kali, ketika kamu mendengar suara itu menggema dari tribun---"Oh when the Blues, go marching in"---ingatlah bahwa di balik lirik sederhana itu, ada sejarah panjang tentang iman, musik, dan kecintaan tanpa syarat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI