Mohon tunggu...
Fajar Auliaputra
Fajar Auliaputra Mohon Tunggu... Football Storyteller

Bercerita melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Bola

Bojan Hodak, Dari Kroasia Melukis Sejarah di Bandung

26 Mei 2025   09:16 Diperbarui: 26 Mei 2025   09:16 154
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(KOMPAS.com/SUCI RAHAYU) 

Di dunia yang riuh, kita sering tertipu oleh suara paling lantang. Kita pikir mereka yang paling keras bersuara adalah mereka yang paling banyak berjasa. Tapi tidak dengan Bojan Hodak. Ia datang ke Indonesia, ke Bandung yang penuh harap, dengan langkah ringan dan wajah tenang. Tanpa janji manis, tanpa euforia palsu. Ia datang hanya dengan satu bekal: kerja nyata.

Bojan Hodak bukan sosok yang mudah kita temui di halaman depan koran, atau menjadi bintang utama dalam headline media. Ia bukan tipikal pelatih yang mengumbar emosi di pinggir lapangan atau menciptakan sensasi usai laga. Ia lebih memilih berdiri diam, mengamati, berpikir, lalu bertindak. Tidak banyak bicara, tapi satu demi satu kemenangan datang, seperti matahari yang terbit tepat waktu, tanpa pernah minta tepuk tangan.

Tahun 2024, Bojan membawa Persib Bandung menjadi juara Liga 1 Indonesia. Itu sudah menjadi pencapaian luar biasa. Tapi tak berhenti di sana. Musim 2025, ia membuktikan bahwa kejayaan bukan kebetulan. Ia membawa Persib juara lagi. Dua musim berturut-turut. Back to back champions. Dan dengan itu, ia menjadi satu-satunya pelatih asing yang mampu melakukan hal itu bersama Maung Bandung.

Ini bukan hanya soal trofi. Ini tentang konsistensi. Tentang menjaga fokus saat euforia datang. Tentang tetap merunduk ketika sanjungan bergema. Tentang memahami bahwa dalam dunia sepak bola seperti halnya hidup yang paling sulit bukanlah menang, tapi bertahan sebagai pemenang.

Di balik setiap selebrasi, ada malam-malam panjang penuh diskusi. Ada latihan yang tak terlihat kamera. Ada strategi yang lahir dari ketenangan, bukan kepanikan. Bojan membuktikan, bahwa sepak bola bukan sekadar adu fisik dan taktik. Ia adalah permainan emosi, kesabaran, dan pengendalian diri.

Bojan bukan hanya pelatih. Ia menjadi simbol. Sosok yang menyatukan ruang ganti dan membuat setiap pemain percaya bahwa mereka bisa jadi lebih dari yang mereka kira. Ia tidak perlu berteriak untuk didengar. Karena setiap keputusannya... selalu punya arti.

Dan para Bobotoh... mereka tahu. Mereka tidak hanya mencintai trofi. Mereka mencintai proses. Mereka menyaksikan bagaimana Bojan mengubah Persib menjadi tim yang bukan hanya tangguh, tapi juga bermartabat. Mereka tahu, lelaki yang berdiri dengan jaket hitam itu bukan sembarang pelatih asing. Ia adalah bagian dari sejarah mereka kini.

Satu hal yang sering kita lupakan: sejarah tidak selalu ditulis oleh mereka yang punya banyak kata. Kadang, sejarah justru ditulis oleh orang yang bekerja dalam diam. Yang tidak meminta pujian. Yang hanya ingin menyelesaikan tugasnya dengan baik.

Mungkin, Bojan akan pergi suatu saat nanti. Dunia sepak bola penuh rotasi. Tapi namanya akan tinggal. Di Stadion GBLA, di hati para pemain, dan di nyanyian Bobotoh yang akan terus mengenang musim 2024 dan 2025 sebagai musim emas.

Dan jika kelak anak-anak bertanya, "Siapa pelatih terbaik yang pernah membawa Persib juara dua kali berturut-turut?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun