Ya, aku menyayangimu setulus hatiku.
Tapi tidak, aku tidak merasakan hal yang sama darimu kepadaku. Tidak harus juga.
Mungkin saja kamu masih membayangkan kenangan bersama seseorang dari masa lalumu
Yang memang tidak mungkin akan pernah hilang dari ingatan.Â
Membandingkannya dengan kehadiranku yang tiba belakangan.
Menjadikannya rujukan setiap kali masalah muncul.
Tentu aku bukan dia. Ada baik dan buruknya. Tidak sempurna. Takkan sama.
Ya, aku berusaha separuh jiwa dengan segala daya dan upaya serta seluruh perhatian untuk membuktikan rasa sayang itu padamu, Â lagi dan lagi sampai kamu bosan dan menganggap apa yang aku lakukan berlebihan.
Tapi tidak, rupanya bahasa kita tidak serupa. Walaupun dibentuk dari niat yang sama pada awalnya.
 Memang mungkin takkan pernah bisa. Tidak penting juga.
Berulangkali untaian kata yang aku rasa telah ku olah sedemikian rupa agar mudah dipahami menjadi deretan nada tiada bermakna. Tidak ada gunanya juga. Olah kata tersia-sia.