Mohon tunggu...
Fajar Mahdi
Fajar Mahdi Mohon Tunggu... Psikolog - typing.......

nulis ini, nulis itu, nulis semuanya

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Gabung Koalisi Anies, Golkar Rencanakan Kegagalan?

26 Maret 2023   18:40 Diperbarui: 26 Maret 2023   18:45 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) diambang perpecahan. Acara buka bersama yang digelar di Nasdem Tower pada Sabtu (25/3) kemarin menjadi penyebabnya.

Hadirnya Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto di acara itu memang memunculkan spekulasi. Mungkinkah, Golkar berbalik arah, meninggalkan KIB dan bergabung sebagai pendukung Anies Baswedan?. Apa Golkar siap jadi oposisi?

Bukan kali ini saja Golkar bermain api. Beberapa kali, Golkar mencoba merapat ke koalisi lain untuk mengajukan lobi-lobi.

Padahal sejarahnya, Golkar masuk di KIB yang dibentuk Presiden Jokowi. Ada yang bilang, KIB adalah sekoci Jokowi untuk menampung Ganjar Pranowo maju di Pilpres 2024. Sebab saat KIB dibentuk, posisi Gubernur Jawa Tengah itu memang sedang pelik. Punya elektabilitas dan popularitas tinggi, tapi dibenci partainya sendiri. PDIP.

Selain itu, majunya Anies Baswedan sebagai calon presiden juga menjadi alasan pembentukan KIB oleh Jokowi. Waktu itu Jokowi berpikir, hanya Ganjar yang mampu mengalahkan Anies Baswedan. Bisa tidak bisa, suka tidak suka, Ganjar harus ikut kontestasi bagaimanapun caranya. Karena sepertinya sulit maju lewat PDIP, waktu itu, makanya Jokowi membuat skenario baru. KIB.

Tapi kondisi politik kini berbeda. Ganjar tak lagi dianaktirikan oleh inangnya. Bahkan terkesan, PDIP mulai mempertimbangkan Ganjar sebagai jagoan. Buktinya, Ganjar makin disayang. Tak pernah terdengar lagi, ada elit PDIP yang menyerang.

Kondisi ini yang mungkin membuat Golkar goyah. Kalau Ganjar benar dicalonkan PDIP, maka tak ada nilai plus lagi dari KIB, apalagi Golkar. Seperti perhelatan demokrasi sebelumnya, Golkar hanya jadi partai 'penggembira'.

Nah di sinilah pertanyaan saya. Kalau sama-sama menjadi partai 'penggembira', kenapa Golkar malah merapat ke koalisi Anies Baswedan? Apa karena terpengaruh si Noel, Ketum Joman yang pernah jadi Ketum GP Mania dan kini jadi Prabowo Mania08? Pilih yang pasti-pasti saja.

Memang benar, saat ini baru Koalisi Perubahan dan Persatuan yang sudah menetapkan calon presiden yakni Anies Baswedan. Sementara koalisi lain, masih abu-abu. Baru sekadar wacana yang menjadi isu. Bahkan PDIP sekalipun, belum menentukan siapa jagoannya untuk berlaga di kalangan.

Tapi mengapa Golkar memilih percaya pada Noel, dengan merapat di Koalisi Perubahan dan Persatuan. Iya sih mereka sudah pasti mencalonkan Anies Baswedan.

Pertanyaannya, sudah yakin menang? Kalau kalah bagaimana? Mau ikut jadi oposisi? Nggak ada tuh di sejarah dua partai berlambang beringin itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun