Mohon tunggu...
Healthy Pilihan

Sepak Bola Neurosains

5 Maret 2019   08:50 Diperbarui: 6 Maret 2019   09:43 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.dr-rath-foundation.org

Berbicara sepak bola usia dini tak akan pernah habisnya, banyak sekali permasalahan yang akan dihadapi ketika berbicara sepak bola usia dini. Banyak sekali penelitian-penelitian yang mencari kebenaran antara sepak bola dan usia dini, sebut saja topik-topik yang menarik untuk kita cari seperti, pencarian bakat, pengembangan bakat, dan metode metode pendekatan yang dilakukan untuk metode pembelajaraan sepak bola.

Berbicara pendekatan sepak bola banyak sekali teori yang berkembang mulai dari teori behaviorisme, cognitivisme, humanistic dan sosialisme.

Di dalam buku Schunk di bab pertama dijelaskan sebuah pendekatan dengan metode neurosains, Neurosains sendiri dalam etimologi adalah ilmu neural (neural science) yang mempelajari tentang system syaraf manusia, Meskipun penelitian neurosains telah dilakukan selama beberapa tahun dalam bidang kedokteraan dan bidang-bidang ilmu pengetahuan lainya. 

Baru ini penelitian makin diminati oleh para pendidik dikarenakan implikasi-implikasi pengajaran yang yang dihasilkan dari temuan temuan penelitianya. 

Penelitian neurosains mempelajari system (CNS) yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang yang akan mengendalikan tindakan-tindakan sadar, dan system saraf otonomi (ANS) yang mengendalikan tindakan-tindakan tak sadar.  

Neurosains merupakan suatu bidang kajian dengan system syaraf yang ada didalam otak manusia. Neurosains juga mengkaji dari sisi hal biologi, presepsi dan otak merupakan asas fisikal bagi proses pembelajaraan manusia. Neurosains merupakan penelitian tentang otak dan pikirian.

Studi tentang otak menjadi landasan dalam pemahaman tentang bagimana kita merasa dan berinteraksi dengan dunia luar dan khusus nya apa yang dialami manusia dan bagaimana manusia mempengaruhi yang lain.

Di era modern yang terjadi belakangan ini telah menghasilkan metode metode baru yang dapat menunjukan bagaimana otak menjalankan fungsinya disaat melakukan aktifitas olahraga sepak bola yang melibatkan dengan pembelajaraan dan memori, Neurosains seakan akan adalah ilmu biologi namun saat ini banyak sekali dijadikan sebuah ilmu multidisplin seperti, psikologi neuron dan kogntif, ilmu kedokteran dan ilmu olahraga sekalipun.

Berat otak kurang lebih dari 1350-1400 gram atau lebih kurang 2% dari berat badan. Tidak ada hubungan langsung antar otak dan kepala manusia. Otak bertambah besar namun tetap berada dalam tenggokrak sehingga semakin lama akan semakin berlekuk-lekuk. Semakin dalam lekukan maka akan akan semakin banyaknya informasi yang disimpan dan semakin cerdaslah pemiliknya.

Jika anak memasuki umur 3 tahun otak membentuk sekitar 1000 triliuan jaringan koneksi simpanan. Jumlah ini 2 lebih kali lipatnyadari sel sel yang ada pada orang dewasa. Seriap rangsangan atau sebuah stimulus yang diterima oleh anak akan menyalurkan sambungan baru atau memperkuat sambungan yang sudah ada.  

Berbicara tentang otak tak lepas akan system (CNS) Terdiri dari otak dan sumsum  tulang belakan. CNS merupakan pesat mekanisme dari tubuh yang mengendalikan perlaku-perilaku misalnya, berpikir dan bertindak. Sedangkan system syaraf otonom (ANS) mengatur aktifitas-aktifitas tak sadar seperti gerakan-gerakan dalam pencernaan, pernapasan, dan sirkulasi darah. 

Sistem-sistem ini tidak seluruhnya berdiri sendiri. Misalnya, orang bias belajar untuk mengontrol dtak jantung, yang berate bahwa ia dapat secara sadar mengendalikan sebuah aktivitas sadar.

Sumsum tulang belakang panjang sekitar 18 inci dn lebarnya sejari telunjuk saraf ini terentang dari pangkal otak sampai ke bahwa sampai ditengah- tengah punggung. 

Fungsi dari sumsum tulang sendiri adalah untuk mengirim sms atau pesan dari pesan pertama otak keseluruh bagian tubuh. Sumsum tulang belakang juga terlihat lebih dalam beberapa reaksi yang terpisaah dari otak (misalnya) gerakan reflex lutut. Jika terjadi kerusakan pada sumsum tulang belakang maka bias menyebabkan seseorang tersebut akan mengalami kelumpuhan

Seperti diketahui bahwa dalam satu kepala memang ada tiga cara berpikir yaitu rasional, emosional dan spiritual. Penemuan mutahkir dalam neurosains semakin membutikan bahwa bagian-bagian tertentu otak bertanggung jawab dalam sebuah proses berpikir.setidaknya ada tujuh jenis kercerdasaan yang dijelaskan oleh Gadner bahwa kecerdasaan terdiri dari Lingustik, matematika, spasial, kinestetik, music, antar pribadi dan interpribadi. Selanjutnya Gadner juga menambahkan lagi dengan tiga kecerdasaan penting yaitu, kecerdasaan naturalis, eksitensis dan spiritual

Teori teori Neurosains

Teori emosi
Cannon menyatakan bahwa peranan utama emosi berada di thalamus, yang merupakan bagian dari inti dari pusat otak. Canon berpendapat bahwa thalamus memberikan respon terhadap stimulus yang membangkitkan emoi dengan mengirim inplus secara serempak ke korteks.

Amygdala
Amygdala adalah struktur dalam system sarafberbentuk seperti almonds yang terletak di lubus temporalis. Anyglada merupakan bagian dari system limbic yang terlihat dalam pengalaman emosional dan fungsi seksual.

Belahan otak kanan dan kiri
Hipotesis lain mengemukakan hubungan Antara otak kanan dan otak kiri. Perbedaan dari kedua otak kanan kiri terjadi pada kepribadianya secara rata-rata, individu yang memiliki kecendrungaan otak kiri adalah cenderung lebih bahagia, dan lebih suka bergaul dan lebih suka bersenang-senang, sedangkan Individu yang memiliki kecenderungaan otak kanan adalah lebih sering terutup, dan lebih mudah emosi yang tidak menyenangkan.

Hypnoteaching dan Sepak Bola Usia dini

Seorang pelatih merupakan role model dalam melatih anak usia dini. Pelatih usia dini diharapkan mampu untuk mengembangkan bakat sepak bola yang dimiliki anak tersebut, pelatih dituntut untuk lebih memperbanyak sebuah pengetahuan tentang sepak bola usia dini. 

Peran komunikasi merupakan hal yang penting karena dengan komunikasi para peatih usia dini akan dapat mensugestikan materi dan latihan sehingga para atlet usia dini menjadi terampil dalam cognitive dan psikomotoriknya.

Usia dini merupakan masa masa belajar dan wajib untuk memperoleh banyak keterampilan tidak hanya dari segi gerak saja tetapi cognitive pemain pun harus berjalan dengan beriringan. Selama melakukan latihan pelatih diharapkan dapat memberikan magnet yang mampu menarik perhatian, antusias, keyakinaan dan sebuah kpercayaan pada atlet usia dini.

Hypnoteaching merupakan pembelajaraan dengan pikiran dan alam bawah sadar pemain, hypnoteaching memberikan sebuah stimulus kepada setiap atlet untuk berpikir dan memecahkan sebuah permasalahan yang ada dilapangan.

Ada banyak cara untuk mensugesti pemain usia dini yaitu dengan mensitmulus pemain kita:

a) Kita akan mempelajari passing yang terkesan menyenangkan
b) Lalu pemain pemain yang hebat dan pintar apakah kalian hari ini siap berlatih
c) meskipun latihan ini cukup banyak, tapi dengan kosentrasi dan ketekunan, kalian pasti akan bisa menguasai.

Diharapkan dengan adanya pendekatan hypnoteaching pelatih tidak kaku dan menyamkaan dalam melatih usia yang berbeda. Pelatih yang sukses adalah pelatih yang bisa memberikan sebuah harapan, motivasi dan semangat kepada atlet usia dini untuk berkembang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun