Mohon tunggu...
Inovasi

Pengubahan Ampas Tebu Menjadi Sumber Energi Listrik

3 Oktober 2017   14:02 Diperbarui: 3 Oktober 2017   14:07 3607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melihat banyak nya permasalah yang saat ini belum teratasi saat ini banyak ide -- ide yang muncul sebagai ide yang cemerlang atau bisa dikatakan ide yang moderen. Saat ini penelitian baru telah menyebutkan bahwa ampas tebu bisa digunakan sebagai pengganti energi listrik. 

Pada umumnya pengolahan tebu biasanya menjadi bahan olahan seperti gula tetapi penelitian terbaru ini mengatakan bahwa pengolahan dari ampas tebu ini bisa menjadikan sumber energi listrik, ini potensi sangat besar bagi negara kita melihat perkebunan tebu negara kita ( Indonesia ) sangat besar kapasitas lahannya dan pemanfaatan gula yang terus -- menerus meningkat, maka sisa pengolahan tebu yang berupa ampas akan semakin banyak kuantitsnya. 

Karna di Indonesia banyak tanaman tebu maka sangatlah mudah didapatkan dan tebu juga merupakan bahan dasar yang dapat diperbaharui jadi tidak khawatir akan kehabisan stoknya. Dibeberapa negara juga saat ini sudah banyak yang menerapkan pembaharuan moderen ini, seperti hawai dan kuba ampas tebu menjadi tambahan menjadi sumber dari tenaga listrik mereka menamai pembaharuan sumber energi listrik dari ampas tebu ini adalah co-generetion.      

Saat ini pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI) menyatakan bahwa ampas tebu yang dihasilkan dalam suatu pabrik adalah sebanyak 30 persen dari berat tebu giling dengan kadar air sekitar 50 persen. Berdasarkan bahan kering, ampas tebu terdiri dari unsur C (karbon) 47%, H (hidrogen) 6,5 %. O (oksigen) 44 % dan abu 2,5 %. Menurut rumus Pritzelwitz (Hugot, 1986) tiap kilogram ampas tebu mengandung sekitar 2,5 persen gula dengan nilai kalor sebesar 1.825 kkal. 

Nilai bakar tersebut akan meningkat dengan menurunnya kadar air dan gula dalam ampas. Melihat dari potensi dan masalah yang terjadi pada negara kita, penulis sangat yakin jika Indonesia menerapkan pembaharuan ini seperti Negara Hawai dan Kuba. Jika hal ini diterapkan maka dapat dijadiakn alternatif energi terbarukan dimasa depan. Jika kita melihat beberapa wilayah di Indonesia masih banyak yang kekurangan energi listrik seperti daerah -- daerah perbatasan atau perkampungan yang susah untuk dijangkau. Saat ini Indonesia membuat energi listrik dari PLTA, PLTU, PLTN, dan PLTD. 

Proyek ini sangat bergantung pada kondisi alam, juga boros serta tidak ramah lingkungan. Ampas tebu kering mengandung hemiselulosa dan selulosa ampas tebu dengan kemungkinan tinggi masing -- masing sebanyak  24,64% , 54,4% dan 45,60%. MFC merupakan suatu alat yang mengguanakan bakteri dalam menggunakan bakteri dalam menghasilkan tenaga listrik dari senyawa organik maupun nonorganik.  Alat MFC sama seperti fuel cell biasa yang tersusun atas anoda, katoda, dan elektrolit. 

Pada MFC sebagai komponen anoda digunakan kultur mikroba. Dalam hal ini sebagai aktivitas metabolisme mikroba. Langkah-langkah pengolahan ampas tebu menjadi sumber listrik alternatif dengan metode MFC: pengamatan beda potensial sampel ampas tebu, pengukuran aktivitas enzimatik dengan metode FDA, dan optimasi sampel terpilih ampas tebu untuk meningkatkan voltase listrik yang dihasilkan dalam MFC. 

Di Kuba, 156 pabrik gula telah membangkitkan  membangkitkan 20 KWh listrik untuk setiap ton tebu dengan peralatan kogenerasi (MFC bertingkat). Di pabrik gula sebesar 100 MW senilai US$ 1 miliar dengan perhitungan dalam waktu 15 tahun, daya listrik yang berpotensial dapat ditambahkan ke jaringan nasional adalah 400 MW. 

Jika Indonesia benar -- benar menggunakan pembaharuan ini maka seluruh kebutukan energi listrik dapat digantikan oleh ampas tebu yang dahulunya terbuang sia -- sia tau menjadi campuran pakan ternakKeuntungan dari penggunaan ampas tebu sebagai sumber energi pembangkit listrik adalah sebagai biomasa antara lain ampas tebu merupakan salah satu energi yang dapat diperbaharui selain itu hasil dari pembakaran dari ampas tebu relatif bersih hal ini pastinya dapat meningkatkan perekonomian diperdesaan. 

Energi dari ampas tebu sendiri sudah digunakan diberbagai  Pabrik Gula yang ada di Indonesia untuk menghasilkan  uap baru dan pembangkit listrik yang dibutuhkan untuk mengoprasikan Pabrik Gula, biasanya dalam 1 MT giling tebu menghasilkan 0,34 MT atau 34 % dari tebu yang digiling yang menghasilkan ampas. Ampas tebu yang digunakan sebagai bahan bakar dalam proses pembuatan gula menggunakan sistem kogenerasi yang dapat dikonversi menjadi listrik. 

Kogenerasi adalah suatu sistem pemanfaatan energi dan hasilnya efektif dan efisien sehingga penggunaan energi dapat dihemat. Penggunaan sistem kogenerasi dengan teknologi TCE dapat menghasilkan listrik sebesar 150 MWh/hari. Sedangkan teknologi BIG-GT dapat menghasilkan listrik sebesar 750 MWh/hari.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun