Mohon tunggu...
Faizal Rafly
Faizal Rafly Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Hanya sebatas penikmat visual

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Grab The Savior

4 Desember 2019   08:54 Diperbarui: 4 Desember 2019   08:59 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Sebuah kenikmatan dimana aku dapat memulai hari dan bernafas segar setiap harinya. Menenangkan beban pikiran di tengah rumitnya tugas kuliah, organisasi kampus dan beberapa deadline kerjaan yang memaksa otakku berfikir lebih keras lagi, sehingga bayangan akan hari libur dan waktu luang semakin fana.

Namaku Faizal Rafly, orang biasa memanggilku Rafly. Aku adalah seorang mahasiswa jurusan komunikasi di salah satu kampus di kota Bandung. Ibuku berasal dari ibukota dimana semuanya ada, mudah tersedia. Sedangkan ayahku berasal dari kota kecil biasa di tanah Jawa. Namun keluargaku memutuskan untuk tinggal dalam satu atap yang sama, menjalin rumah tangga, demi tujuan dan ketenangan yang sederhana. Entah apa yang ada dibenakku sehingga memilih Bandung sebagai destinasi keilmuanku berikutnya, aku pun tak tahu antara takdir atau hasrat keinginan semata.

Semua dimulai malam itu. Ibuku menelfonku, berbicara tentang rasa rindu yang semakin membuatnya ingin bertemu. Perasaan ibuku itu seolah-olah memanggilku untuk pulang memecahkan kerinduan yang semakin menjadi. Akupun berkata kepadanya "bu, tunggu rafly pulang ya, sebentar lagi liburan kok bu" tegasku, karena ditengah telfon yang sedang berlangsung itu akupun sedang belajar untuk UAS yang akan dilaksanakan esok hari. Dengan penuh percaya diri, aku menjanjikan ibuku, pulang untuk bertemu di tanggal yang sudah aku tentukan.

Hari demi hari aku lewati, menjalani beberapa rutinitas yang tentunya adalah prioritas. Namun, di pagi hari itu perasaan kecewa menyelimutiku, HP atau alat komunikasi yang biasa aku gunakan menelfon ibuku, seolah-olah tak mau disentuh. Salah satu bagian layar HP tersebut mengalami keretakan yang membuatku semakin heran. Di tengah zaman dimana smartphone bukan lagi menjadi pelengkap, melainkan kebutuhan. Aku tak tahu bagaimana caranya pulih seperti dulu. Yang hanya dibenakku hanyalah tidak ingin merepotkan siapapun, terutama orang tuaku. Memang, HP yang biasa aku gunakan sudah seharusnya di perbarui. Aku pun sadar akan hal itu sehingga aku telah menabung sejak tiga bulan yang lalu guna membeli HP yang baru.

HPku tiba-tiba bergetar, yang terlihat dilayar hanyalah notifikasi ibu yang menelfonku. Akupun mencoba untuk mengangkatnya, menjawab panggilan yang pasti sangat berarti ditengah permasalahan yang aku hadapi. Hal yang tak terduga pun terjadi, aku yang mengira HPku tidak akan bisa menjawab panggilan itupun diluar dugaan ternyata bisa.

Suara ibuku menyaut-nyaut ditengah rasa senang dan sedih yang menyelimutiku. "Assalamualaikum Rafly, gimana kabarnya?" ucap ibuku melalui HP yang terdengar lirih itu. Entah aku sendiri pun tak tahu apakah aku harus berbicara ini kepada ibuku. Aku tak ingin membuatnya merasa terbebani karenaku. Namun, aku pun memutuskan membicarakan ini kepadanya. Ditengah-tangah keheningan itupun ibuku hanya bisa tersenyum melihat tingkahku melalui suara di telfon yang terdengar malu, takut dan seolah-olah seperti orang yang ragu tak tahu-menahu. Tiba-tiba ibuku berkata "Yaudah besok ibu kirimin uang, kamu juga punya tabungan kan, besok beli yang baru ya". Hati kecilku seketika terpanggil untuk bersyukur memiliki ibu yang sangat ku rindu. Rasa sedih dan kecewa yang sebelumnya menyelimutiku, kini seketika sirna layaknya malam yang tergantikan oleh indahnya fajar. "Makasih bu nanti besok kalo udah liburan UAS rafly beli yang baru" pungkasku sembari mengakhiri percakapan yang cukup lama itu di telfon.

Ujian Akhir Semester pun berlalu, berganti dengan libur yang datang bak ingin bertemu. Di pagi hari itu aku memutuskan pulang ke kampung halamanku di Jawa. Sebelum pulang aku ingin sekali mengganti HP yang rusak lalu. Aku pun memutuskan untuk pergi ke salah satu Mall di Kota Bandung. Setibaku disana, aku dijajakan berbagai gerai HP yang sangat aduhai memikat mata yang sudah terbelalai. Akhirnya ada salah satu gerai di ujung sisi Mall yang membuatku penasaran. Aku pun mulai bertanya-tanya kepada salesman yang sudah menunggu di depan gerai tersebut. Ditengah perbincangan lamaku itu akhirnya aku mendapati HP yang cocok yang aku ingin bawa pulang ke kampung halaman. Perasaan senang, bahagia kini hadir di benakku bagaikan embun pagi yang membasahi seluruh lapisan di muka bumi.

Tak sadar hari semakin sore, aku yang telah memutuskan untuk pulang saat itu pula pun bergegas berangkat menuju terminal. Setibaku disana akupun mulai bertanya-tanya kepada agen bis yang pastinya sudah menanti berdiri menyapa siapapun yang menghampiri. Salah satu agen bis berbicara kepadaku, bahwasanya bis yang akan menjadi tujuanku datang pukul lima sore. Aku pun dengan tenang menunggu, menanti dan meyakini akan bis yang akan datang menghampiri. Bagaikan pungguk merindukan bulan, bis yang aku nanti itupun tak kunjung datang. Hingga suatu ketika aku bertanya kembali kepada beberapa orang yang berada di stasiun tersebut. "Oh bis itu teh gak kesini soalnya pasti penuh" ucap salah satu orang yang baru aku kenali di stasiun. Panik, sedih, kecewa melihat janjiku terhadap Ibuku untuk pulang menyapa rindu tak kunjung temu. Aku berfikir keras bagaimana caranya pulang pada hari itu, hingga salah satu fikiranku seolah-olah berbicara kepadaku untuk tetap pulang menggunakan transportasi lain yang masih setia menantiku.

Travel, ya travel menjadi pilihan yang tepat ditengah ketidakpastian bis dan kereta akan jadwalnya yang sudah ditentukan. Jariku menari-nari diatas HP baruku guna mencari agen travel yang bisa mengantarkanku pulang saat itu. Akhirnya aku pun mendapati salah satu agen yang bisa mengantariku pulang ke kampung halaman untuk bertemu ibu yang semakin rindu. Tak semudah membalikan telapak tangan, agen travel yang bisa mengantarku pulang itupun memberikan jadwal keberangkatannya pukul delapan malam. Waktu yang sangat singkat bagiku untuk datang menghampiri travel tersebut. Aku bertanya-tanya terhadap siapapun disana, apakah ada kendaraan yang bisa mengantarku menuju tempat travel itu, sedangkan jarak terminal menuju agen travel tersebut lumayan jauh dan aku rasa tidak ada angkutan umum yang bisa mengantarku kesana.

Bingung, gundah, gelisah semakin membayangiku akan janji yang tak mau aku khianati. Tiba-tiba aku pun teringat akan sebuah aplikasi yang sangat membantuku nantinya, yaitu Grab. Jariku bergegas mengunduh aplikasi Grab yang mana aku pun sedang dikejar oleh waktu yang semakin lama semakin sempit. Tak banyak fikir panjang, aku dengan segera mungkin memesan Grabbike guna mengantarku ke lokasi dimana travel itu berada.

Aku mengira membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menunggu, tetapi perkiraanku terpatahkan oleh sapaan salah satu driver Grabbike yang datang menghampiriku dan menyapaku dengan lembut. "Dengan mas rafly ya?" pungkasnya sembari memperlihatkan pesananku di HPnya. Kaki ku kulangkahkan menaiki motor yang sudah bersedia mengantarku bak sang raja yang diantarkan oleh prajuritnya sampai ke tempat tujuan. Ditengah perjalanan, aku terus memandangi waktu yang kian detik kian pelik, kian membuatku pasrah akan keadaan demi sebuah janji yang suci yang tak ingin aku ingkari. Tak berselang lama sang driver berkata "Sudah sampai mas", perkataan itu tak ayal membuatku terkejut karena aku mengira perjalanan ini mungkin sangat lama ternyata terlampau sangat cepat dan singkat. Ternyata sang driver pun tahu tempat tujuan yang ingin ku tuju sehingga dia dapat melewati jalan tikus di tengah kepadatan lalulintas kota Bandung sore itu. #SelaluBisa #AplikasiUntukSemua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun