Mohon tunggu...
Faizal Khoirul
Faizal Khoirul Mohon Tunggu... Mahasiswa

Olahraga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Gereja Blenduk di Kota Semarang

4 Oktober 2025   23:50 Diperbarui: 4 Oktober 2025   23:03 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kubah dan Menara

Kubahnya besar, berlapis tembaga atau logam berwarna tembaga/kemerah-merahan, menjadi ciri paling mencolok. Dua menara kembar di bagian depan ditambahkan pada renovasi abad ke-19.

Gaya Arsitektur

Gaya arsitekturnya mencampurkan elemen lokal (arsitektur Jawa pada awalnya) dan gaya Eropa klasik --- Barok, Renaisans, bahkan neo-klasik. Berbagai elemen seperti jendela kaca patri, ornamen lengkung, pintu besar, teras depan dengan pilar, dan penggunaan bahan-bahan seperti kayu jati atau rotan dalam interiornya.

Interior & Fungsionalitas

Terdapat orgel tua zaman Belanda yang masih terlihat sebagai benda sejarah meskipun mungkin tidak selalu berfungsi. Bangku kayu, dekorasi klasik, dan elemen desain yang mempertahankan ciri masa kolonial.

Signifikansi & Pelestarian

Gereja Blenduk bukan hanya tempat ibadah, tapi juga simbol keberlanjutan sejarah kolonial, arsitektur, dan keragaman agama di Semarang. Termasuk bangunan cagar budaya yang dilindungi. Menarik wisatawan sebagai bagian dari kawasan Kota Lama Semarang, yang memiliki banyak bangunan masa kolonial, dengan nilai sejarah dan estetika tinggi.

oFasilitas dan Ornamen Khas

Gereja Blenduk memiliki orgel setinggi enam meter yang berusia lebih dari 200 tahun, menjadi salah satu koleksi berharga dan unik. Tempat duduk jemaat berupa kursi tunggal dari kayu jati dengan sandaran dan dudukan anyaman rotan, berbeda dari gereja lain yang biasanya menggunakan bangku panjang. Struktur transept yang kompleks berfungsi sebagai konsistori, akses balkon jemaat, tempat orgel, dan akses menuju ruang kebaktian, menambah nilai fungsional dan estetika.

oStatus dan Fungsi Saat Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun