"Cepat sedikit San! kecelakaan kereta terjadi 30 menit dari sekarang!" Wijaya memperingatkan, Sandy segera menambah kecepatan sepedah motornya.
Sesampainya di stasiun, dia berlari kencang menerobos kerumunan dan memukul petugas di sana agar dia bisa memasuki kereta tanpa tiket. Kereta telah beralan perlahan. Wijaya berhasil melompat masuk, beberapa orang di gerbong terlihat bingung melihat orang yang basah kuyup tiba-tiba berlari masuk kereta.Â
Kereta itu terdiri dari beberapa gerbong, dan saat itu Wijaya masuk gerbong paling belakang. Dia berlari melewati gerbong satu ke gebong lain, mencoba mencari gadis berambut pendek yang memakai jaket berwarna cokelat dan celana hitam. Dengan pikiran yang agak panik dia tetap mencari, namun ia sama sekali tak menemukan orang dengan ciri-ciri yang ia cari. Saat dia melihat jam tangan, dia terperanjat. "Hah, gawat sepuluh menit lagi terjadi tabrakan!" ujar Wijaya, saat itu Wijaya berada di gerbong nomor tiga dari depan.
"Heh? Bukankah seharusnya arah kota kita ke sana? Kita naik kereta yang benar kan?" ujar seorang penumpang yang berada di dekat Wijaya.
"Gawat.." Wijaya mengepalkan tanganya. "semua!! cepat lari ke Gerbong belakang!! kereta ini salah Jalur!!" Wijaya membuka pintu untuk ke gerbong belakang.
Awalanya seluruh penumpang hanya keheranan melihat tingkah aneh Wijaya, namun beberapa penumpang mulai menyadari bahwa memang ada yang salah dengan jalur kereta tersebut, para penumpang mulai berdiri namun wajah mereka masih disertai rasa bingung, heran dan juga ragu. Tak lama kemudian pintu dari gerbong di depan Wijaya, tepatnya pintu gerbong dua terbuka dan banyak penmpang gerbong dua berlarian ke arah gerbong belakang. Penumpang gerbong tiga pun ikut panik dan semua berlarian menuju pintu yang dibuka Wijaya. Teriakan-teriakan panik memenuhi gerbong.
"Semuanya tenang! lewatlah pintu ini tanpa saling mendorong, dan peringatkan penumpang di gerbong empat!" teriak Wijaya. Namun Wijaya masih merasa bingung, dia sama sekali tak melihat gadis yang ia cari.
"haduh.. di mana dia?" ujarnya. "jangan-jangan dia masih di gerbong satu!" Wijaya berlari dengan menerobos arus orang-orang yang berlarian, dia berlari kencang menuju gerbong paling depan, jam tangan memperlihatkan menit tabrakan berlangsung kurang dari empat menit. Gerbong-gerbong depan sudah kosong, namun saat dia memasuki gerbong paling depan, dia melihat seorang gadis terjatuh di lantai gerbong, dia adalah gadis yang ia cari-cari. Rupanya dia tertinggal karena mencoba mendahulukan orang lain.
"Hei Ria!! kau tidak apa? Ayo cepat kita pergi dari sini.. kereta ini.." teriak Wijaya menghampiri gadis itu.
"Aku tidak bisa, pergilah selamatkan dirimu cepat!" kata gadis itu sambil memegangi engkel kakinya.
Wijaya tetap menghampiri gadis itu dan tetap mencoba menolongnya.