Karena itu, jalan tengahnya, sepakbola harus berkompromi dengan politik. Tapi bukan sebagai tunggangan politik. Melainkan politik sebagai jalan kemajuan sepakbola.
Maka, yang tersisa di sini adalah ijtihad politik. Dalam konteks pilkada Gresik ini, kita telah menyaksikan ada sebagian tokoh bola atau suporter yang merapat ke salah satu calon. Karena berpikir calon tersebut mampu memenuhi tujuan dari sepakbola itu. Atau sebaliknya, ada yang merapat ke paslon lain. Dengan dalih dan maksud yang sama.
Dan, seperti umumnya ijtihad. Ia tidak tunggal. Tapi cenderung polarisasi. Itulah kenapa dalam agama kita mengenal bermadzhab. Seperti itu, bukan?
Dengan demikian, mari kita hargai pilihan masing-masing. Bila hari ini kita disuguhi klaim dukungan kelompok suporter Ultras ke masing-masing pasangan calon. Kita positive thinking saja. Justru, menurut saya, apa yang dilakukan itu adalah sebuah keharusan untuk mengkonfirmasi bahwa kontestasi pilkada ini akan melahirkan komitmen untuk memajukan sepakbola Gresik.
Panceng, 16 September 2020
_____
Faiz Abdalla