Mohon tunggu...
Faisal yamin
Faisal yamin Mohon Tunggu... Nelayan - Belajar menulis

Seorang gelandangan pikir yang hobi baca tulisan orang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seorang Penjahit Itu Tidak Lagi Menjahit

6 Agustus 2021   09:03 Diperbarui: 6 Agustus 2021   09:13 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, dok/kabarsidia.com

Seorang penjahit itu tidak lagi menjahit. Penjahit itu terakhir menjahit seratus tahun yang lalu. Penjahit itu masih memiliki mesin jahit, tapi dia tidak lagi ingin menjahit. Padahal kepiawaian dia dalam menjahit tidak diragukan lagi.

Jahitan dari seorang penjahit yang tidak lagi menjahit pun di kenal luas di berbagai dunia. Orang-orang bilang itu sebuah mahakarya yang sekaligus menciptakan sebuah identitas. Namun identitas itu tidak abadi, mungkin itulah yang membuat seorang penjahit yang tidak lagi menjahit itu berhenti menjahit.

"Ada apa gerangan sampai penjahit itu tidak lagi menjahit?" Tanyaku kepada seorang bapak yang juga seorang penjahit.

Bapak itu lalu menjawab sembari fokus pada jahitannya, "Iya, si penjahit itu tidak lagi menjahit sekali mesin ada mesin jahitnya. Dia memilih berhenti lantaran tidak ingin menjahit apa yang kini aku jahit."

"Kenapa dia tidak ingin menjahit apa yang bapak jahit?" Tanyaku lagi dengan penasaran.

"Karena si penjahit itu hanya ingin menjahit hal yang di jahidnya pada masa ketika dia masih menjahit." Ucap si penjahit itu.

"Lantas apa yang dijahit si penjahit itu ketika dia dulu masih menjahit."

"Si penjahit itu menjahit budaya dan identitas, karena mesin jahitnya hanya di peruntukan untuk menjahit hal yang dijahitnya."

"Lalu, dimanakan saya bisa menemukan si penjahit yang sudah tidak lagi menjahit itu?"

Penjahit itu terlihat sedang merapikan jahitanya. Kemudian penjahit itu menjawab, "kamu bisa menemukan si penjahit itu ketika kamu mengunjugi suatu pempat yang hanya menyediakan jahitan si penjahit yang dulu masih menjahit itu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun