Mohon tunggu...
Faisal Husain
Faisal Husain Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

International Relations Student

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Makanan Tradisional Sebagai Cermin Kekayaan Budaya di Purworejo

16 September 2022   10:40 Diperbarui: 16 September 2022   10:44 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Bicara budaya, Indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan budaya di berbagai daerahnya. Budaya merupakan tindakan atau perilaku yang mengandung nilai -- nilai penting yang diwariskan dari generasi ke generasi yang telah menjadi suatu tradisi dalam masyarakat. Budaya menunjukan karakteristik dan pengetahuan masyarakat tentang bahasa,agama,  masakan, kebiasaan sosial, musik dan seni. Kebudayaan daerah tumbuh dan berkembang di suatu daerah tertentu dan merupakan suatu warisan budaya untuk daerah tersebut yang mempunyai ciri khas tersendiri dan berbeda dari yang lainnya. Budaya tradisi daerah juga dapat diartikan sebagai penentu norma dalam perilaku yang teratur, serta merupakan kesenian verbal pada umumnya untuk meneruskan kebiasaan dan nilai-nilai budaya daerah.

Salah satu contoh dari budaya di suatu daerah adalah makanan khas. Makanan khas daerah merupakan warisan dan ciri khas dalam suatu daerah. Pada dasarnya, makanan dipengaruhi oleh ketersediaan bahan baku di daerah tersebut, sehingga setiap daerah memiliki ciri khas makanannya masing-masing. Pada umumnya, cara pengolahan resep makanan khas daerah dan cita  rasanya bersifat turun-temurun, serta sedikit sekali adanya inovasi. Lebih jelasnya, kita akan melihat contoh makanan tradisional yang ada di daerah Purworejo.

Purworejo yang terletak di bagian selatan Provinsi Jawa Tengah memiliki kekayaan budaya di bidang kuliner. Ada cukup banyak makanan khas yang dimiliki oleh daerah yang berbatasan langsung dengan Daerah Istimewa Yogyakarta tersebut. Dilansir dari Kompas.com, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Purworejo Agung Wibowo, kuliner merupakan salah satu daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke daerah yang beberapa waktu lalu sempat dihebohkan dengan kemunculan Keraton Agung Sejagad. Secara umum, cita rasa yang dimiliki makanan khas di Purworejo adalah manis dan gurih.

Dawet Ireng Jembut Kecabut

Namanya yang aneh tidak membuat dawet ireng menjadi tidak disukai masyarakat. Nyatanya, nama tersebut adalah singkatan dari Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh. Tempat di mana dawet ireng dijual secara turun-temurun. Dawet ireng merupakan minuman andalan masyarakat saat mudik. Wujudnya seperti cendol yang dapat menyegarkan dan menghilangkan dahaga. Hanya saja minuman tersebut memiliki warna seperti namanya, yaitu "ireng" yang dalam bahasa Jawa berarti "hitam". Proses pewarnaannya pun dilakukan secara alami menggunakan abu bakar jerami yang dicampur dengan air. Tambahan es, santan, dan air gula membuat kesegaran minuman yang menjadi primadona tersebut tidak dapat dibayangkan oleh orang yang belum mencobanya.

Clorot

Clorot merupakan hidangan dari Purworejo yang terbuat dari tepung beras dan gula merah, dibungkus dengan daun kelapa atau janur berbentuk kerucut. Tidak hanya digemari oleh masyarakat Purworejo saja, kue yang memiliki cita rasa manis dan tekstur kenyal tersebut juga digemari wisatawan yang berkunjung. Awalnya, pandan, garam, dan gula merah dicampur dengan air santan yang diaduk merata. Kemudian campuran tersebut dituangkan ke dalam wadah yang berisi tepung beras. Setelah diaduk rata dan menjadi sebuah adonan, tuangkan ke dalam wadah yang berbentuk kerucut tadi, lalu dikukus hingga matang sehingga dapat dinikmati. Anda perlu menekan bagian bawah kerucut untuk dapat mengeluarkan isi clorot untuk dinikmati. Cara makan yang unik bukan?

Geblek

Bukan makian, geblek adalah makanan khas yang berasal dari Purworejo. Makanan tersebut terbuat dari tepung singkong yang dibentuk bulat atau seperti rantai, lalu digoreng. Geblek akan terasa nikmat jika dipadukan dengan sambal pecel, sambal kecap, sambal bawang, atau yang lainnya. Makanan yang berwarna putih tersebut dapat dengan mudah ditemukan di pasar tradisional Purworejo, diantaranya Pasar Baledono dan Pasar Jenar. Sensasi gurih dari geblek dan rasa pedas manis dari sambal menjadi bukti kenikmatan makanan asal Purworejo tersebut.

Menarik bukan? Selain bentuknya yang unik, rasanya pun tentu sangat memanjakan lidah. Makanan tradisional seperti ini harus kita lestarikan, tidak hanya di Purworejo saja tapi di seluruh penjuru negeri. Jangan sampai makanan tradisional hilang ditelan waktu sehingga generasi mendatang tidak dapat lagi merasakan kenikmatannya. Mari pelajari budaya, khususnya makanan tradisional di daerah kita masing-masing. Kemudian lestarikanlah dengan cara mendukung produksinya sehingga tidak kalah saing dengan makanan kekinian. Bagaimanapun juga, budaya merupakan produk lokal yang harus kita banggakan dan junjung tinggi karena kekayaan tersebut tidak dimiliki oleh bangsa lain. Kita harus tetap melestarikan kearifan lokal karya nenek moyang kita.

Tugas Kelompok Bahasa Indonesia - Prodi Hubungan Internasional Universitas Respati Yogyakarta
- Maulana Alisyamsujen
- Faisal Husain
- Andreas Y Pottu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun