Mohon tunggu...
faisal amri
faisal amri Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

"Social Media Monitoring dan Evaluation"

18 Juli 2018   22:24 Diperbarui: 19 Juli 2018   10:04 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di era modern sekarang ini, perkembangan teknologi informasi sangat cepat menjamur di seluruh kalangan masyarakat. Salah satu dampak dari perkembangan teknologi informasi adalah media sosial. Media sosial kini bukan lah hannya sebatas tren dari kemajuan zaman, melainkan suatu kebutuhan yang mengakomodasi kebutuhan akan informasi dan sarana berinteraksi.

Kini  media sosial sangat dominan digunakan dari berbagai kalangan lapisan masyarakat. Mengetahui media sosial adalah sebagai sarana komunikasi jarak jauh yang kerap kali digunakan oleh setiap orang yang bertujuan untuk saling bertukar ataupun menyebar informasi kepada orang lain yang tidak terkendala oleh ruang dan waktu.

Laporan Tetra Pak Index 2017 yang belum lama diluncurkan, mencatatkan ada sekitar 132 juta pengguna internet di Indonesia. Sementara hampir setengahnya adalah penggila media sosial, atau berkisar di angka 40%. Angka ini meningkat lumayan dibanding beberapa tahun lalu, di 2016 kenaikan penguna internet di Indonesia berkisar 51% atau sekitar 45 juta pengguna, diikuti dengan pertumbuhan sebesar 34% pengguna aktif media sosial.

Sementara pengguna yang mengakses sosial media melalui mobile berada di angka 39%. Mengusung tema 'The Connected Consumer', edisi ke-10 dari Tetra Pak Index ini memang menggali lebih jauh dunia digital dan konsumen online.

Kembali ke 2017, Tetra Pak Index juga mengungkap bahwa tercatat ada lebih dari 106 juta orang Indonesia menggunakan media sosial tiap bulannya. Di mana 85% di antaranya mengakses sosial media melalui perangkat seluler.

Dari data tersebut ada segelintir orang yang memanfaatkan media social sebagai sarana untuk menyebar berita hoax demi kepentingan mereka, jadi tidak heran jika pertumbuhan berita hoax dapat dengan mudah bergerilya ke setiap user dari media sosial karena media sosial membuat masyarakat bebas memberitakan apa saja tentang suatu perkara dengan tujuan dan misi tertentu.

Dengan penyebaran beritanya yang cepat membuat para user dengan mudah menerima opini ataupun ekspresi terhadap suatu berita. Maka hal ini akan berdampak pada kesamaan pola pikir antara saling pengguna dan menjadikan sebuah gerakan social yang dapat memmengaruhi sebuah pemikiran secara luas yang tidak dapat dikendalikan. Jika tidak di monitor maka akan membuat berita yang tidak benar menjadi banyak yang meyakininya seolah berita itu benar adanya. Contohnya seperti beredar berita hoax terkait pengumuman tes CPNS melaui WA.

Dengan maraknya berita hoax yang dipercaya maka tentunya hal tersebut dapat menghancurkan suatu Negara. Untuk menjaga penyebaran berita hoax maka diperlukannya social media monitoring and evaluation untuk belajar mengontrol prihal kegiatan yang dilakukan saat berselancar di dunia maya.

Social media monitoring lebih luas cakupannya dari Google Alerts yang juga digunakan untuk hal sama. Buktinya, monitoring tools dapat melihat perbincangan orang-orang secara langsung di platform media sosial mereka dan terlibat dengan brand atau perusahaan. Monitoring tools juga mengenai responding, menyebarkan konten kepada publik yang tepat, dan membantu mereka dalam permasalahannya.

Maraknya dari penyebaran berita hoax yang ada di media social membuat setiap pengguna atau user harus pandai-pandai memilah berita yang dikonsumsi. Perlu adanya kewaspadaan serta ketelitian dalam melihat sumber berita yang diterbitkan. Perlu untuk diwaspadai karena berita hoax dibuat dan disebarkan guna memenuhi kepentingan oknum yang menciptakan berita tersebut.

Tentu hal ini sangat bisa mengancam elektabilitas suatu Negara karena isi dari berita hoax yang disebarkan bisa mengundang bahkan mengadu domba antar sesame bangsa. Namun hal ini dapat dicegah dengan yang namanya social media monitoring and evaluation. Perlunya pemahaman akan literasi media akan sangat membantu penurunan berita hoax.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun