Mohon tunggu...
Faisal Sabudu
Faisal Sabudu Mohon Tunggu... Wartawan -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Selain Tradisi Tumpe dan Monsawe', di Batui Masih Banyak Juga Tradisi yang Tersembunyi

12 Oktober 2017   23:30 Diperbarui: 12 Oktober 2017   23:48 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika bicara mengenai Batui, pasti kalian akan mengatakan "owh di Batui ada Tumpe dan Monsawe' saja" namun selain budaya Tumpe dan Monsawe', tanah Batui mempunyai Kebudayaan atau kebiasaan lainnya yang sampai dengan sekarang ini masih dipegang teguh oleh masyarakat Batui pada umumnya, baik, untuk menanggapi permasalah Owh tersebut, saya akan menulis beberapa Tradisi yang ada di Batui yang sudah ada sejak zaman dulu kala, mari kit abaca tradisi-tradisi mian Batui berikut ini:

1. MOMPI'OHUPI,, mompi'ohupi adalah sebuah tradisi dari tanah Batui yang jika diterjemahkan menjadi bahasa Indonesia yakni Membasuh Wajah, mompi'ohupi dilakukan oleh tokoh adat serta tokoh agama islam kepada anak laki-laki yang hendak akan dikhitan (sunat), anak perempuan yang sudah baliq (haid), calon mempelai pria dan wanita yang akan mengucapkan janji suci dalam suatu ikatan pernikahan serta Mompi'ohupi ini dilakukan kepada bayi dan ibunya yang sudah melahirkan bayi tersebut pada waktu tujuh hari dan empat puluh hari, itulah yang dinamakan Mompi'ohupi atau Membasuh Wajah.

2. MOMPOPEJA' yang artinya adalah Menginjakan kaki bayi di tanah sewaktu bayi itu dibacakan do'a syukuran yang ketujuh hari dan yang keempat puluh hari bayi itu dilahirkan di dunia. Biasanya tradisi mompopeja' tersebut kaki bayi itu diinjakan di tanah tepat di depan rumah serta segenggam rerumputan yang dipegang oleh khatib masjid dioleskan pada kaki bayi itu. Tujuannya adalah agar bayi diberikan umur yang panjang serta kesehatan hingga cepat berjalan itulah arti dan makna dari kata Mompopeja'.

3. MONSAA'AKON adalah sebuah pengertian tradisi yang mana anak laki-laki yang ingin serta sesudah disunat (khitan), wajib dibuatkan acara Monsaa'akon. Karena menurut kepercayaan mian Batui sejak dari dahulu sampai sekarang ini jika tidak dilaksanakan acara Monsaa'akon ini, mereka bisa pastikan kelamin dari anak yang sudah dikhitan tersebut akan lama sembuhnya dan anak tersebut akan merasakan sakit yang luar biasa. Makanya masyarakat adat Batui masih tetap melaksanakan acara Monsaa'akon itu.

4. MOMPOPOHATAM dilakukan oleh imam atau khatib di masjid setempat kepada orang-orang yang sudah hatam dalam membaca kitab suci Al-Qur'an dan sudah lancar dalam membaca al-qur'an wajib dipopohatam. Sampai dengan saat ini makna dari popohatam itu sendiri belum bisa kami dapatkan dari sejumlah orang tua yang ada di Batui, namun tradisi ini harus tetap dipertahankan. Jika tidak, maka bisa dipastikan, kebiasaan umat muslim di Tanah Batui sedikit demi sedikit akan hilang seketika.

5. MOBUAT adalah sebuah kebiasaan di Kabupaten Banggai khususnya di Kecamatan Batui yang mengartikan Pindah Rumah Baru. Selain pindah rumah baru, masyarakat Batui juga melakukan Mobuat tersebut pada Bangunan Masjid yang baru dan Bangunan Kusali' (Rumah Adat) yang baru itulah makna dari kata Mobuat.

Itulah kelima tradisi atau kebiasaan orang Batui yang tidak termakan oleh zaman yang serba modern ini. Kebudayaan yang bersendikan agama ini wajib untuk dilestarikan oleh pemuda dan pemudi yang ada di tanah Batui. Karena inilah pekerjaan rumah kita sebagai penerus Syech Jabbar yang sudah mewariskan tradisi ini pada kita anu koo tutuu' aya i tano' Batui. Skian dari Saya dan Wassalam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun