Mohon tunggu...
Fairuz Haura
Fairuz Haura Mohon Tunggu... Lainnya - Fairuz Haura

Bismilah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Kewibawaan Guru dalam Kegiatan Pengajaran

12 Agustus 2020   15:09 Diperbarui: 8 Juni 2021   10:33 6600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya Kewibawaan Guru. | Kompas

Fairuz Haura
Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sumatera Utara
KKN DR 23

Kehadiran guru dalam proses belajar mengajar atau pengajaran masih tetap memegang peranan penting. Peran guru dalam proses belajaran mengajar belum dapat digantikan oleh mesin, radio, type rocorder ataupun komputer yang lebih modern.

Masih terlalu banyak unsur manusiawi seperti sikap, sistem, nilai, perasaan, motivasi, kebiasaan dan lain lain. Yang diharapkan merupakan hasil dari proses belajar mengajar. Ia merupakan pendidik, pengajar dan perantara dalam kegiatan pendidikan untuk membawa anak ke arah kedewasaan. Mengingat pentingnya peranan guru tersebut, maka ia membutuhkan banyak hal untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.

Agar kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat berlangsung dengan baik, maka diperlukan ketertiban, salah satu hal yang diperlukan untuk mewujudkan ketertiban tersebut adalah adanya kepatuhan atau ketaatan siswa untuk melaksanakan perintah yang diberikan oleh gurunya. Salah satu faktor yang dapat menimbulkan kepatuhan siswa adalah adanya kewibawaan dari gurunya.

Baca juga: Pentingnya Disiplin dan Etika Belajar Selama Berkuliah

Di dalam proses pendidikan, kewibawaan adalah syarat yang harus ada pada pendidik, seorang pendidik harus berusaha memunculkan kewibawaan. Dalam pengetian yang lain kewibawaan juga berarti "kekuasaan dan hak memberi perintah yang harus ditaati". Kewibawaan yang pertama ada pada orang tua, orang tua memiliki kewibawaan terhadap anak-anaknya, sehingga ia dipatuhi anaknya.

Kewibawaan ini merupakan kewibawaan secara kodrat atau alami. Sedangkan kewibawaan yang diperoleh guru adalah kewibawaan karena menerima jabatannya sebagai pendidik bukan kodrat, melainkan dari pemerintah atau yayasan. Ia ditunjuk, ditetapkan dan diberi kekuasaan sebagai pendidim oleh negara atau masyarakat.

Kewibawaan guru atau pendidik yang didapat melalui jabatan ada dua sifat yaitu:

1. Kewibawaan Pendidikan.

Sama hal nya dengan kewibawaan pendidikan yang ada pada orang tua, guru atau pendidik melalui jabatannya sebagai pendidik, telah diserahi sebagian dari tugas orang tua untuk mendidik anak-anak.

Selain itu guru atau pendidik melalui jabatannya menerima kewibawaan dari pemerintah yang mengangkat mereka, namun kewibawaan yang ada pada guru ini terbatas oleh banyaknya anak-anak yang diserahkan kepadanya dan setiap tahun terjadi pergantian murid.

2. Kewibawaan Memerintah.

Selain memiliki kewibawaan, guru atau pendidik melalui jabatan, juga mempunyai kewibawaan memerintah mereka telah diberi kuasa oleh pemerintah atau instansi yang mengangkat mereka, kekuasaan tersebut meliputi pimpinan kelas. Disana anak-anak diserahkan kepadanya bagi kepala sekolah kewibawaan ini lebih luas.

Dalam pergaulan akan terdapat pendidikan jika didalamnya telah terdapat kepatuhan anak yaitu sikap menuruti atau mengikuti wibawa yabg ada pada orang lain, menjalankan suruhannya dengan sadar dan bukan dengan takut atau terpaksa.

Baca juga: Sedikit Etika Belajar di Kelas bagi Pelajar

Tetapi tidak semua pergaulan antar orang dewasa dan anak-anak merupakan pendidikan, ada pula pergaulan semacam itu yang mempunyai pengaruh (pengaruh jahat ataupun pengaruh baik).

Bentuk yang paling sederhana dalam hubungan kewibawaan bisa timbul bila anak dapat mengerti bahasa, mengenal makna wibawa dengan bahasa anak didik dapat mengerti apa arti anjuran, larangan dari pendidik, sehingga dengan demikian dapatlah dikenal dan diakui berwibawa dan pengaruh pendidik.

Tingkat pengakuan terhadap kewibawaan ada dua yaitu:

1. Pengakuan kewibawaan yang pasif.

Sepertu anak mengikuti anjuran pada saat ada pengajar anak memandang norma-norma yang disampaikan menyatu dengan yang menyampaikan, norma-norma itu dianggap berlaku apabila pribadi yang menyampaikan norma itu ada dan bila pribadi yang menyampaikan tidak ada maka norma itu dianggap sudah tidak lagi berlaku.

2. Pengakuan kewibawaan yang aktif.

Pentinglah bagi seorang guru untuk mengucapkan maksudnya dengan tegas dan terang, dengan kata-kata yang sesuai dengan pengertian anak. Apa yang sebenarnya dikehendaki dan diharapkan dari anak itu. Jika guru tidak mempergunakan nahasa yang demikian akan mengakibatkan anak tidak akan belajar patuh dan tunduk dalam arti kata sebenanrnya dan kelak tidak dapat mengakui wibawa atas dirinya.

Baca juga: Membangkitkan (Kembali) Wibawa Guru

Dengan demikian hendaklah seorang pendidik harus berusaha timbulnya kewibawaan yang aktif pada diri anak karena kewibawaan yang aktif inilah yang merupakan kewibawaan yang sebenanrnya, maka kewajiban seorang pendidik adalah menggunakan kewibawaan itu untuk membawa anak didik kearah cita - cita pendidikan.

Untuk dapat menggunakan kewibawaan secata efektif maka guru perlu menggunakannya dengan meperhatikan hal-hal berikut ini:
Dalam menggunakan kewibawaan, hendaklah didasarkan stas perkembangan anak didik.

Penerapan kewibawaan hendaknya didasarkan dengan rasa cinta, kasih sayang kepada anak didik.

Hendaknya kewibawaan digunakan dalam suasana pergaulan antara pendidik dengan anak didik, karena dengan pergaulan maka proses pendidikan bisa berjalan dengan lancar.

Oleh karena itu seorang guru akan dapat menggunakan kewibawaanya secata efektif. Pengunaan wibawa yang efektif akan sangat membantu bagi guru tersebut dalam mencapai keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar karena perintah perintahnya akan dapat ditaati oleh pendidik dengan senang hati dikarenakan ia menghormati gurunya tersebut. Jadi kewibawaan menimbulkan kepatuhan yang disadari dan bukan paksaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun