Mohon tunggu...
Fahrul Rizal bin Iskandar
Fahrul Rizal bin Iskandar Mohon Tunggu... Administrasi - Peminat Sejarah Kuno

Dilahirkan dan menyelesaikan pendidikan sampai lulus SMA di Banda Aceh, melanjutkan pendidikan S1 Teknik Perminyakan di Yogyakarta kemudian memperoleh kesempatan kembali ke Banda Aceh untuk menyelesaikan S2 Ilmu Ekonomi dengan beasiswa Bappenas. Peminat sejarah peradaban manusia, memiliki perhatian khusus pada sejarah peradaban Islam dan Nusantara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Keistimewaan Untaian Nasehat di Mesjid Baiturrahim

18 Januari 2019   17:47 Diperbarui: 18 Januari 2019   18:16 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo: Dokumen Pribadi

Hari Jumat selalu menjadi hari istimewa di Aceh, terkhusus lagi bagi masyarakat Kota Banda Aceh. Bukan hanya umat muslim saja bahkan guru bahasa inggris kami dahulu sewaktu pelatihan bahasa di program beasiswa Bappenas pun (menurut penuturannya sendiri) selalu menantikan datangnya hari Jumat selama dia berdomisili disini. 

Padahal beliau adalah seorang pria non muslim berkewarganegaraan Australia. Baginya, kesunyian lalu lintas di jalan-jalan protokoler saat pelaksanaan shalat Jumat merupakan pengalaman menarik yang tidak bosan-bosannya untuk dinikmati. Maklum, bagi yang baru datang ketempat ini mungkin akan terkaget-kaget saat melihat berbagai macam jenis kendaraan milik 250 ribu penduduk Banda Aceh tiba-tiba tumpah ruah ke jalan sesaat setelah imam-imam Jumat mengucapkan salam.

Untuk menunaikan kewajiban shalat Jumat di hari ini saya memilih Mesjid Baiturrahim yang terletak di bibir pantai Ulee Lheue. Sebuah mesjid istimewa yang penuh cerita bagi setiap insan yang pernah berkunjung ketempat ini. Ketika bencana tsunami pada tahun 2004, Mesjid Baiturrahim tetap berdiri kokoh setelah dihantam oleh gelombang raksasa setinggi 21 meter kontan menjadi satu-satunya bangunan yang masih utuh ditengah puing-puing bangunan di pinggir pantai Ulee Lheue.

Menambah keistimewaan Jumat kali ini adalah ketika Ustadz Masrul Aidi, salah seorang diantara cendekiawan dan ulama muda di Kota Banda Aceh, mengisi khotbahnya dengan mengupas tuntas akan makna keistimewaan itu sendiri.

Di awal khotbahnya, khatib mengingatkan kembali pada jamaah bahwa setiap keistimewaan itu akan menuntut tanggung jawab. Sebagai makhluk yang sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya, manusia adalah satu-satunya makhluk yang bersedia mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi. Saat amanah ini dikhianati maka kesempurnaan akan berubah menjadi kebodohan.

Kebodohan yang disoroti oleh khatib adalah tentang sikap berlebih-lebihan masyarakat Aceh saat ini dalam membangun rumah-rumah tinggal. Betapa banyak areal persawahan produktif ditimbun untuk kemudian dibangun rumah-rumah permanen diatasnya. 

Beberapa saat kemudian dirasakanlah bahwa luas areal persawahan telah sempit dan tidak mampu memenuhi kebutuhan produksi sehingga pemerintah terpaksa kembali menggelontorkan puluhan milyar anggaran demi membuka lahan persawahan baru.

Disisi lain, anak-anak yang kediamannya saling berdekatan saat ini sulit mendapatkan lapangan terbuka untuk dijadikan fasilitas bermain dan berinteraksi sesama mereka. 

Seterusnya, orang-orang dengan keuangan yang lebih mapan berlomba-lomba membuat area permainan pribadi dalam rumah-rumah mereka sehingga anak-anak kecil saat ini seperti dipaksa untuk menjadi pribadi yang individualistis. Padahal individualistis adalah sikap yang sangat dicela dalam Islam itu sendiri karena merupakan sebab utama matinya gairah dakwah Islamiah.

Fenomena kunjungan wisatawan mancanegara terutama dari Malaysia dan Brunei untuk menikmati sejarah dan rangkaian ibadah zikir yang telah membudaya di kota Banda Aceh adalah sesuatu yang positif dan memang patut disyukuri. Namun apabila zikir yang sejatinya sebagai ibadah itu tidak dibarengi dengan akhlak yang baik, tentu saja akan menjadi sia-sia tak bermakna. 

Untaian nasehat berikutnya yang sangat membekas dalam hati adalah ketika khatib mengingatkan akan hukum dasar sifat ibadah dan akhlak yang saling bertolak belakang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun