Mohon tunggu...
Wahyu Prasetia Ningrum
Wahyu Prasetia Ningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa

Sebagai mahasiswa, saya memiliki ketertarikan yang kuat dalam memahami bagaimana pesan dikonstruksi, disampaikan, dan diterima oleh berbagai audiens. Saya mempelajari berbagai aspek komunikasi, mulai dari jurnalistik, public relations, media digital, hingga komunikasi politik. Saya juga memiliki keterampilan dalam menganalisis media, menulis berita dan artikel, serta merancang strategi komunikasi yang efektif. Selain itu, saya tertarik dengan dinamika opini publik, peran media dalam demokrasi, serta bagaimana teknologi komunikasi memengaruhi pola interaksi sosial. Dengan latar belakang ini, saya berupaya menjadi komunikator yang kritis, kreatif, dan mampu menyampaikan informasi secara jelas serta berdampak bagi masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Masa Depan Demokrasi di Indonesia : Menuju Penguatan atau Kemunduran?

26 Maret 2025   06:00 Diperbarui: 26 Maret 2025   05:44 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demokrasi Indonesia (Sumber : Freepik)

Sejak Reformasi 1998, demokrasi di Indonesia mengalami kemajuan signifikan dengan meningkatnya kebebasan berpendapat, pemilu langsung, dan partisipasi masyarakat dalam politik. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, muncul kekhawatiran tentang kemunduran demokrasi akibat berbagai regulasi yang membatasi kebebasan sipil, meningkatnya politik identitas, serta melemahnya fungsi lembaga demokrasi. Pertanyaan utama yang muncul adalah, apakah demokrasi Indonesia akan semakin kuat atau justru mengalami kemunduran?

Beberapa indikator menunjukkan adanya ancaman terhadap demokrasi di Indonesia. Freedom House menurunkan skor kebebasan Indonesia dalam laporan tahunannya, mengindikasikan bahwa negara ini semakin condong ke arah otoritarianisme. Salah satu faktor penyebabnya adalah penggunaan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), yang sering dipakai untuk membungkam kritik terhadap pemerintah.

Selain itu, praktik politik uang, intervensi elite dalam pemilu, serta lemahnya independensi lembaga hukum semakin mempersempit ruang demokrasi. Kasus kriminalisasi terhadap aktivis dan jurnalis menunjukkan bahwa kebebasan pers dan berekspresi mengalami tekanan yang signifikan.

Di sisi lain, masih ada harapan bagi penguatan demokrasi Indonesia. Partisipasi politik masyarakat tetap tinggi, terbukti dari tingginya angka pemilih dalam Pemilu 2019 yang mencapai lebih dari 80%. Peran masyarakat sipil, media independen, dan gerakan pro-demokrasi juga semakin kuat dalam mengawal kebijakan pemerintah.

Teknologi digital membuka peluang baru bagi transparansi dan akuntabilitas. Platform media sosial memungkinkan masyarakat untuk lebih aktif mengawasi pemerintah dan menyuarakan aspirasi mereka. Jika dimanfaatkan dengan baik, ini bisa menjadi alat penting dalam menjaga demokrasi tetap hidup.
Masa depan demokrasi di Indonesia sangat bergantung pada bagaimana pemerintah, masyarakat, dan institusi demokrasi merespons tantangan yang ada. Jika regulasi yang membatasi kebebasan sipil terus diperkuat dan politisasi lembaga negara semakin masif, demokrasi bisa mengalami kemunduran lebih dalam. Namun, jika ada reformasi hukum yang mendukung kebebasan sipil, penguatan supremasi hukum, serta partisipasi masyarakat yang terus meningkat, demokrasi Indonesia masih memiliki peluang untuk bertahan dan berkembang.
Demokrasi di Indonesia saat ini berada di persimpangan antara penguatan dan kemunduran. Peran aktif masyarakat dalam mengawasi kebijakan pemerintah dan menuntut transparansi akan menjadi faktor kunci dalam menentukan arah perkembangan demokrasi. Oleh karena itu, perlu adanya komitmen bersama untuk menjaga agar Indonesia tetap berada di jalur demokrasi yang sehat dan berkelanjutan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun