Mohon tunggu...
Adithya fahriza pratama
Adithya fahriza pratama Mohon Tunggu... mahasiswa

saya Adithya fahriza pratama saya mahasiswa semester 3 di Universitas Jember saya memiliki hobi olahraga yaitu bermain billiard, saya juga suka konten konten berita tenta ekonomi indonesia

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Keamanan Belanja Online di Bulan Ramadhan sebagai Barang Publik

22 September 2025   12:28 Diperbarui: 22 September 2025   12:28 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: ilustrasi pribadi

Bulan Ramadan selalu menjadi momen spesial yang identik dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat, baik untuk konsumsi harian maupun persiapan menyambut Hari Raya Idulfitri. Makanan khas Ramadan, pakaian baru, hingga perlengkapan ibadah sering kali menjadi incaran. Perubahan gaya hidup di era digital juga membuat belanja online semakin diminati karena praktis dan efisien. Hanya dengan gawai dan koneksi internet, siapa pun bisa memenuhi kebutuhannya tanpa perlu keluar rumah. Namun, di balik kemudahan tersebut, terdapat tantangan serius berupa ancaman keamanan digital. Penipuan, pencurian data, hingga kejahatan siber menjadi risiko nyata yang harus diwaspadai. Dalam konteks ini, keamanan digital bukan hanya soal kepentingan pribadi, melainkan juga kepentingan bersama. Layaknya barang publik yang manfaatnya dirasakan secara kolektif, keamanan dalam transaksi online perlu dijaga agar semua pihak bisa berbelanja dengan nyaman, terutama saat Ramadan yang penuh dengan aktivitas konsumsi. Artikel "Tips Aman Saat Belanja Online di Bulan Ramadan" mengingatkan bahwa maraknya transaksi online juga meningkatkan risiko penipuan dan kejahatan siber

Keamanan belanja online bisa dipandang sebagai barang publik karena menyangkut kepentingan banyak orang. Barang publik umumnya memiliki dua karakteristik utama: non-rivalry (manfaatnya tidak berkurang saat digunakan oleh satu individu) dan non-excludability (sulit untuk mengecualikan orang lain agar menikmati manfaatnya). Bila sebuah platform e-commerce memperkuat sistem keamanan dan proteksi konsumen, maka semua penggunanya baik lama maupun baru akan mendapatkan manfaatnya tanpa mengurangi manfaat bagi orang lain. Misalnya, sistem verifikasi penjual dan rating ulasan yang transparan. Artikel di Pojok Jakarta menekankan pentingnya memilih platform belanja yang terpercaya serta memeriksa ulasan dan rating penjual sebagai bagian dari tips penting agar transaksi aman. Pojok Jakarta Jika keamanan diabaikan, kepercayaan publik akan tergerus, dan ini berdampak kolektif terhadap penggunaan platform digital secara umum.

Salah satu langkah praktis yang sering diabaikan adalah membandingkan harga dan mewaspadai tawaran yang terlalu murah. Dalam artikel Pojok Jakarta disebutkan bahwa jika menemukan produk dengan harga jauh di bawah standar pasaran, konsumen harus berhati-hati. Pojok Jakarta Menawarkan barang dengan harga sangat murah sering menjadi umpan penipu untuk menarik korban. Jika masyarakat terbiasa membandingkan harga dari beberapa toko atau platform, maka risiko mendapatkan produk palsu atau tidak sesuai deskripsi bisa diminimalisir. Literasi digital di sini sangat diperlukan: kemampuan membedakan mana tawaran yang realistis dan mana yang terlalu bagus untuk dipercaya. Dalam konteks barang publik, literasi tersebut menjadi aset kolektif semakin banyak orang yang paham, maka keamanan berbelanja online secara umum akan meningkat.

Metode pembayaran merupakan aspek krusial dalam menjaga keamanan transaksi. Artikel Pojok Jakarta menyarankan untuk menghindari pembayaran langsung melalui transfer ke rekening pribadi dan lebih memilih metode yang disediakan oleh platform atau elektronik seperti dompet digital atau kartu kredit. Pojok Jakarta Metode yang resmi dan tercatat dapat membantu dalam klaim atau komplain jika barang tidak dikirim atau tidak sesuai deskripsi. Selain itu, jangan sembarangan memberikan informasi pribadi seperti nomor kartu kredit, OTP, atau kata sandi, termasuk jika yang menghubungi mengaku sebagai penjual atau pihak e-commerce. Pojok Jakarta Perlindungan data pribadi menjadi bagian integral dari keamanan transaksi dan juga merupakan hak publik dalam ruang digital.

Aspek teknis juga tak kalah penting: jaringan internet yang digunakan serta bukti transaksi. Pojok Jakarta menekankan agar konsumen menggunakan jaringan internet yang aman, menghindari Wi-Fi publik yang rentan terhadap penyusupan, dan jika memungkinkan memakai VPN sebagai lapisan keamanan tambahan. Pojok Jakarta Setelah transaksi dilakukan, simpan bukti seperti konfirmasi email, tanda terima pembayaran, dan detail pesanan; hal-hal ini bisa sangat membantu bila terjadi perselisihan atau penipuan. Pojok Jakarta Keamanan teknis seperti ini bukan hanya soal perlindungan individu, tetapi bagian dari infrastruktur kepercayaan digital yang memberi efek menyeluruh ke masyarakat pengguna.

Tak kalah pentingnya adalah kewaspadaan terhadap modus-modus yang muncul khususnya di masa Ramadan atau mendekati Lebaran. Artikel "Tips Aman Saat Belanja Online di Bulan Ramadan" menyoroti modus giveaway palsu atau diskon besar-besaran yang menuntut pengguna untuk memberikan data pribadi atau melakukan pembayaran tertentu sebagai imbalannya. Pojok Jakarta Banyak orang tergiur oleh tawaran gratis atau hadiah, tapi jika tidak dicek keasliannya melalui sumber resmi, bisa jadi itu adalah jebakan penipuan. Dalam konteks barang publik, informasi yang akurat mengenai modus-modus baru ini harus disebarluaskan agar masyarakat secara kolektif menjadi lebih tanggap dan tidak mudah tertipu. Pemerintah, media, dan platform e-commerce punya tanggung jawab bersama dalam menyediakan info semacam ini.

Pada akhirnya, belanja online yang aman di bulan Ramadan membutuhkan kesadaran bersama dan tanggung jawab kolektif. Individu perlu melakukan langkah preventif seperti memilih platform terpercaya, memakai password yang kuat, mengaktifkan autentikasi dua faktor, dan menyimpan bukti transaksi. Artikel Pojok Jakarta juga mengingatkan agar kebijakan pengembalian barang diperiksa sebelum membeli. Pojok Jakarta Namun, peran individu saja tidak cukup---platform harus menyediakan mekanisme keamanan yang transparan, kebijakan proteksi konsumen yang jelas, serta edukasi publik tentang keamanan siber. Dalam tradisi Ramadan yang identik dengan berbagi, menjaga keamanan belanja online pun menjadi bentuk berbagi tanggung jawab agar ruang digital tetap aman untuk semua. Dengan menjaga keamanan ini sebagai barang publik, manfaatnya akan dinikmati luas: dari penjual yang mendapat kepercayaan hingga konsumen yang merasa aman berbelanja, sehingga ekosistem digital bisa tumbuh lebih sehat.

Refrensi:https://pojokjakarta.com/2025/03/11/tips-aman-saat-belanja-online-di-bulan-ramadan/

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun