Mohon tunggu...
Fahmi Nouval Dzulfikri
Fahmi Nouval Dzulfikri Mohon Tunggu... Musisi - Musisi

Seorang penikmat dan pencipta musik yang memiliki ketertarikan dibidang kepenulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koneksi Gerakan Punk dan Neo-Marxisme

30 September 2023   10:54 Diperbarui: 30 September 2023   11:02 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: fahmi nouval

Gerakan punk dan neo-Marxisme adalah dua fenomena sosial dan budaya yang, pada pandangan pertama, mungkin tampak sangat berbeda. Punk adalah subkultur musik yang dikenal dengan sikap anti-establishment, tampilan ekspresif, dan suara yang keras, sementara neo-Marxisme adalah aliran pemikiran sosial dan politik yang menyoroti ketidaksetaraan sosial dan ketidakadilan yang dihasilkan oleh sistem kapitalisme. Namun, jika kita menggali lebih dalam, kita akan menemukan banyak koneksi menarik antara keduanya. Artikel ini akan mengeksplorasi hubungan antara gerakan punk dan neo-Marxisme dalam konteks sejarah, ideologi, dan dampaknya pada budaya kontemporer.

Untuk memahami hubungan antara punk dan neo-Marxisme, kita perlu melihat sejarah mereka secara bersamaan. Gerakan punk muncul pada akhir tahun 1970-an, terutama di Amerika Serikat dan Inggris. Pada saat itu, dunia mengalami perubahan sosial dan ekonomi yang signifikan. Krisis minyak, pengangguran yang meningkat, dan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah menciptakan iklim yang cocok bagi munculnya gerakan seperti punk yang menantang norma sosial yang ada.

Di sisi lain, pemikiran neo-Marxisme, yang berkembang pada tahun 1960-an dan 1970-an, mengkritik ketidaksetaraan ekonomi dan ketidakadilan sosial yang dihasilkan oleh kapitalisme. Para pemikir neo-Marxis, seperti Herbert Marcuse dan Theodor Adorno, menyoroti peran budaya dalam menjaga status quo kapitalisme. Mereka berpendapat bahwa budaya populer dapat menjadi alat kontrol sosial yang digunakan oleh elit kapitalis untuk memelihara dominasinya.

Salah satu hubungan terkuat antara punk dan neo-Marxisme adalah kesamaan dalam ideologi mereka. Baik punk maupun neo-Marxisme mendorong pandangan kritis terhadap sistem sosial dan politik yang ada. Punk seringkali dikenal dengan sikap anti-establishment dan penentangan terhadap otoritas, termasuk pemerintah dan perusahaan besar. Ini sejalan dengan pandangan neo-Marxisme yang mengkritik kapitalisme dan penindasan kelas pekerja.

Banyak lirik lagu punk mencerminkan tema-tema sosial dan politik yang berpusat pada ketidakpuasan terhadap ketidakadilan sosial, perang, ketidaksetaraan, dan pengaruh besar perusahaan. Pesan-pesan seperti ini sangat mendukung ideologi neo-Marxis yang mendukung perubahan sosial dan ekonomi yang lebih adil.

Salah satu cabang punk yang paling dekat dengan neo-Marxisme adalah subkultur anarkis. Gerakan anarko-punk menganut pandangan anarkisme, yang menentang segala bentuk otoritas pemerintah dan hierarki sosial. Mereka mempercayai bahwa masyarakat yang lebih baik dapat terwujud melalui penghapusan hierarki dan kepemilikan pribadi.

Gerakan anarko-punk menciptakan hubungan erat dengan ideologi neo-Marxis dalam hal perlawanan terhadap kapitalisme dan ketidakadilan sosial. Mereka mendorong konsep pemilik perusahaan besar sebagai bagian dari kelas kapitalis yang mengeksploitasi pekerja. Selain itu, banyak band anarko-punk mengecam perang, imperialisme, dan kerusakan lingkungan sebagai bagian dari kritik mereka terhadap sistem.

Koneksi antara punk dan neo-Marxisme juga terlihat dalam aktivisme sosial. Banyak musisi punk dan penggemar terlibat dalam berbagai bentuk aktivisme sosial, termasuk demonstrasi, kampanye hak asasi manusia, dan advokasi untuk perubahan sosial. Mereka percaya bahwa dengan mengambil tindakan, mereka dapat mencapai perubahan yang lebih baik dalam masyarakat.

Aktivisme sosial ini sesuai dengan pandangan neo-Marxis yang mendorong aksi politik untuk mencapai tujuan perubahan sosial. Ideologi neo-Marxis memandang bahwa perubahan masyarakat hanya dapat terjadi melalui aksi kolektif yang menentang struktur kapitalis yang ada.

Hubungan antara punk dan neo-Marxisme juga memengaruhi budaya kontemporer. Baik punk maupun neo-Marxisme telah membentuk pandangan sosial dan politik banyak individu. Mereka telah memberikan inspirasi bagi banyak generasi untuk berpikir kritis tentang ketidaksetaraan sosial, ketidakadilan, dan dampak kapitalisme pada masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun