Mohon tunggu...
Fahmi Mub
Fahmi Mub Mohon Tunggu... Lainnya - Berproses dalam keselamatan

Belajar menjalani kehidupan dengan tatanan keselamatan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Gimana Sih Pola Makannya Santri Pomosda?

4 Februari 2021   15:49 Diperbarui: 4 Februari 2021   15:59 663
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pola hidup sehat melalui konsumsi makanan yang bersifat organik saat ini marak digaungkan oleh berbagai lapisan  masyarakat atau pun praktisi kesehatan sebagai terobosan mutakhir dalam menangani permasalahan kesehatan manusia yang disebabkan oleh tidak memperhatikannya makanan yang dimakan. Khususnya pondok pesantren yang dikenal dengan kesederhanaan dan apa adanya jika mengenai makanan.

Namun, di pondok pesantren POMOSDA, Bapak Kiai Tanjung sudah lama mencanangkan makanan sehat melalui budidaya sendiri dengan pola sehat terhadap santrinya yang berjumlah 2500 itu. Program tersebut merupakan langkah strategis yang efektif dalam memperhatikan kualitas makanan secara aman dan sehat. Makanan yang berasal dari budidaya sehat dapat meningkatkan daya tahan tubuh, sehingga sistem kekebalan tubuh santri menjadi kuat dan tidak mudah sakit.

Selain itu, manfaat dari mengonsumsi makanan sehat dapat meningkatkan kognitif  dan meningkatkan daya konsentrasi dalam belajar, sehingga dapat mengfungsikan akal nalar dan rasional dalam berpikir secara maksimal.

Asupan nutrisi dari makanan sehat akan memberikan stimulus gizi yang maksimal sebagai serapan tubuh untuk keseimbangan sistem kinerja organ. Makanan yang sehat adalah yang tidak mengandung residu zat timbel akibat dari budidaya dengan menggunakan pupuk kimia sintetis dan pestisida kimia. Melainkan makanan yang bersifat sehat memiliki kandungan karbohidrat, protein, dan vitamin kompleks yang tidak terkontaminasi oleh antibakteri.

Dalam hal ini, santri POMOSDA
dibekali pemberdayaan vokasional skill; berbagai macam bidang keahlian, keterampilan sesuai dengan minat dan bakat santri untuk memilihnya. Salah satunya pertanian, bidang ini menjadi pemberdayaan pokok agar santri paham dan mempraktekkan cara budidaya dengan pola sehat. Meskipun tidak menguasai, paling tidak santri bisa menanam, misalnya sawi atau kangkung mulai dari awal pengolahan media tanam, penanaman, perawatan, hingga panen.

Sistem penanamannya santri didampingi oleh ustadz untuk perawatan hingga panen. Oleh karena itu, lahan-lahan sela sekitar pondok tertata rapi dipenuhi dengan polybag, vertikultur, dan aneka bahan bekas yang bisa dimanfaatkan sebagai wadah media tanam.

Mengutip petunjuk Bapak Kiai Tanjung, "Hidup manusia ditentukan sejauh mana mereka memahami tanaman."

Dari menanam, santri akan banyak mempelajari arti sabar, teliti, istiqomah dan tumakninah. Bukan sekadar menunggu namun proses menyimak, mencermati, dan memperhatikan setiap pertumbuhan tanaman merupakan bagian dari proses mengenali karakter tanaman. Saat kita mengenal karakteristik tanaman, tentu akan mudah merawatnya. Begitu pun diri kita, semakin mengenal seseorang, kemungkinan besar kita akan mengetahui karakter dan perilaku seseorang tersebut, sehingga akan tumbuh perilaku saling memahami, mendukung, mengingatkan dan memaklumi.

Hasil sayur yang ditanam santri dengan pola sehat inilah yang dijadikan sebagai olahan makanan setiap harinya. Berupa sawi, kangkung, bayam, terong, bawang merah, bawang putih dan lain sebagainya. Sehingga mengetahui persis asal-usul cara budidaya dengan pengelolaan secara sehat.

Pemberlakuan jam makan santri dilakukan tiga kali sehari. Pagi sebelum berangkat sekolah, siang setelah sholat dzuhur berjamaah, dan sore sebelum maghrib tiba. Makan dilakukan secara bersama di dapur umum, namun tidak dalam satu wadah besar melainkan menggunakan piring sendiri-sendiri yang telah disediakan. Seluruh santri sudah dimasakkan oleh petugas dapur. Sebab biaya makan sudah terkonversi dengan biaya SPP sekolah setiap bulannya. Tidak ditarif kembali.

Maka dari itu, orang tua atau wali santri tidak perlu khawatir terhadap anaknya yang mondok di POMOSDA dikarenakan Bapak Kiai Tanjung sangat memperhatikan keamanan makanan yang dikonsumsi santri setiap harinya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun