Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Temuan Jejak Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran

14 April 2020   11:26 Diperbarui: 31 Agustus 2023   17:10 20268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kompleks megalitik kuno di meghalaya India. Sebelah utara Bangladesh. ( sumber: www.ancientpages.com )

Sehingga, berdasarkan asumsi tersebut, sebutan negeri madyan mestilah bermakna 'negeri tengah'.

Dalam literatur barat, negeri madyan biasanya kita temukan disebut 'Midian'. Madyan atau Midian pada dasarnya sama. Madyan berasal dari bentuk Madya yang berarti "tengah", sedangkan Midian nampaknya berasal dari bentuk kata 'mid' yang dalam bahasa orang Eropa juga berarti "tengah" atau "pertengahan". Demikianlah, sebutan negeri madyan atau pun negeri Midian jelas berarti "Negeri tengah". 

Untuk mengonfirmasi kebenaran pendapat ini, saya dapat memberikan penjelasan bahwa orang-orang pada masa kuno memang pernah mengenal dan menerapkan konsep pembagian wilayah di muka bumi menurut zona waktu posisi matahari di langit. 

Pembagian wilayah di muka bumi tersebut terdiri dari zona waktu pagi yang kemudian disebut 'negeri pagi', zona waktu tengah hari yang kemudian disebut 'negeri tengah' atau 'negeri tengah hari', zona waktu sore yang kemudian disebut 'negeri sore', dan zona waktu terbenamnya matahari yang kemudian disebut 'negeri maghriby'.

Yang menarik karena pembagian waktu ini dilakukan secara presisi, di mana setiap pusat negeri atau wilayah dari zona waktu tersebut senantiasa berada di lintasan garis bujur yang tepat.

Dengan kata lain, dapat diasumsikan bahwa jauh sejak di masa kuno, konsep garis bujur telah untuk membagi wilayah di muka bumi telah dikenal.

Hal menarik lainnya, adalah karena orang di masa kuno konsisten menamai wilayah di setiap pusat zona waktu tersebut sesuai dengan kondisi waktu posisi matahari di langit (yakni: negeri pagi, negeri tengah hari, negeri sore, dan negeri maghrib).

Di sisi lain, teridentifikasinya keberadaan toponim-toponim tersebut bisa dikatakan sebagai fakta bahwa memang pernah ada konsep pembagian waktu tersebut pada masa kuno.

Berikut ini rincian penjelasannya... 

Pembagian Zona Waktu di Masa Kuno

Formasi pembagian zona waktu disusun berurutan dari timur ke barat. Metodenya adalah dengan menyelaraskan waktu fajar di zona tertentu dengan waktu yang ditunjukkan wilayah paling timur pada saat yang sama. 

Misalnya jika terbit fajar (06.00) di wilayah Indonesia bagian tengah (WITA) berarti di waktu yang sama di ujung timur bumi di garis bujur 180 derajat (yaitu pada wilayah Tuvalu) telah menunjukkan pukul 10 pagi (selisih 4 jam). Ini dikarena WITA terletak di garis bujur 120 derajat atau berjarak 60 derajat dari wilayah tuvalu. (Perhitungan ini dilakukan dengan mengacu pada konsep modern bahwa titik meridian (0 derajat) berada di Greenwich, dan Anti meridian (titik garis bujur 180 derajat) berada di ujung timur, yakni di wilayah Tuvalu (sebuah negara di samudera pasifik).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun