Mohon tunggu...
fadly akhmad
fadly akhmad Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seseorang amatir yang ingin menjadi profesional

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Seribu Rupiah untuk Pendidikan Anak? Why Not?

6 Maret 2015   00:45 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:06 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1425534388193293440

[caption id="attachment_354057" align="aligncenter" width="300" caption="Uang Seribu Rupiah Bergambar Pahlawan Pattimura"][/caption]

Di era dewasa ini apakah Uang Bergambar Pahlawan Kemerdekaan kita Kapitan Pattimura ini masih dapat membawa manfaat yang besar? Mungkin anda jawab iya, tapi di era 80-90’ an. Untuk era sekarang mah, mungkin hanya untuk ongkos parkir, beli kue bisa tapi dapat kecil, tidak bisa mengganjal perut kita juga.

So, disini penulis tidak Ngaco dalam beropini. Penulis tidak dalam keadaan Mabuk yang berat atau gangguan kejiawaan lainnya. Disini penulis mengajak untuk melihat dari sudut pandang yang berbeda mengenai Uang Seribu Rupiah ini.

Bersatu Kita Teguh Bercerai Kita Runtuh. Mungkin itu peribahasa yang dipakai dalam memandang uang seribu ini. Jumlah yang tidaklah besar jika dia sendirian, tapi apabila dikumpulkan dengan teman-temannya?? Apa tidak fantastis jumlahnya!! terus apa bisa Uang seribu ini dipakai untuk pendidikan anak-anak kita?? Wah udah mulai ngelindur nih penulis, tapi jangan beranggapan seperti itu dulu.

Jadi begini, pendidikan anak kita mungkin sudah kita percayakan ke lembaga pendidikan formal, bayarnya mahal, meskipun ada dana BOS tentunya. Dari jam 07 pagi sampai jam 12 siang anak kita berada di sekolah formal. Sedangkan waktu lebihnya apakah kita biarkan bermain? Boro-boro orang tua mengawasi dalam belajar, mungkin habis maghrib pantengin televisi dan akhirnya anak-anaknya ikut juga pastinya. Sungguh miris sekali negeri kita ini. Bukan melarang untuk pantengin tv pada waktu itu, yang notabenenya acaranya bagus-bagus, tapi apakah acara-acara itu sudah pas untuk anak seusia anda? Jangan menggumam dalam hati untuk menjawab iya padahal jawabnya pasti Tidak. Terus apa hubungannya nih dengan uang seribu?

Saya disini berandai-andai apabila anak-anak yang masih usia sekolah kegiatannya disibukkan dengan belajar di sore hari sampai malam hari. atau secara teknis sekitar jam 16.00 WIB sampai jam 19.00 WIB, anak-anak yang masih sekolah di kumpulkan jadi satu (semacam kegiatan belajar bersama), yang dibagi berdasarkan jenjang pendidikan masing-masing. Bingung?? bahasa ringannya adalah pasti di sebuah kelurahan mempunyai anak-anak yang masih dalam usia belajar.

Nah, itu dikelompokkan menjadi satu berdasarkan jenjang pendidikannya. Dikumpulkan di satu rumah yang secara sukarela dapat ditempati untuk proses belajar dari siswa-siswi, atau ditempatkan di suatu aula. Terus gunanya Uang Seribu Rupiah adalah untuk membayar atau memberi insentif dari para pengajar/ tenaga pendidik. mungkin kecil sih, tapi coba kita hitung dengan sederhana dan seksama. Pasti di suatu desa punya 12 Rombongan Belajar. yang terdiri dari 6 Kelompok untuk siswa tingkat dasar, 3 kelompok untuk siswa menengah pertama dan 3 kelompok untuk siswa menengah atas. Terus yang sudah menempuh jenjang pendidikan di universitas dikemanain?? Ya bantu ikut ngajar lah itung-itung kan lumayan dapat insentif tambahan buat bayar kos-kosan. heheheheh. waktu pelaksanaan dari jam 16.00 sampai waktu menjelang magrib, siswa-siswi diisi dengan pelajaran Agama. Bagi yang belum Khotam Kitab Al-Qur'an misalnya ya Khotam dulu, bagi yang sudah ya mengaji Kitab-kitab rujuakn Ormas Islam setempat. Kan Cakep tuh, kalau sudah Adzan Maghrib berkumandang, istirahat sekaligus sholat berjamaah di Masjid atau Mushola setempat. Gimana kalau gitu?? Keren kan.

sesudah itu dilanjutin lagi, dari habis magrib sampai menjelang waktu Isya' diisi pelajaran umum yang biasa diajarkan di sekolah siswa-siswi. Wih mantep tenan kan?? apakah terasa sangat berat untuk mengumpulkan Uang Seribu Rupiah Untuk Kegiatan yang sangat bagus demi keberlangsungan anak-anak anda semuanya?? Mikir...hehehehe

coba kita hitung insentif yang akan diterima oleh para tenaga kependidikan yang sudah mendidik anak-anak anda di sore hari:

katakan jumlah siswa-siswi di suatu desa perkelompok belajar/ per jenjang adalah 30 anak.

30anak X 12jenjang   = 360 anak didik, trus  kalikan Rp. 1.000 = Rp. 360.000/ hari

perbulan, katakan hari efektifnya cuma 20 hari. 360.000 X 20 = Rp. 7.200.000

dibagi ada tenaga pendidik sebanyak 24 orang. yang terdiri dari 12 tenaga pendidik untuk urusa Agama dan 12 tanaga pendidik untuk urusan Pelajaran Formal.

Rp. 7.200.000 / 24   = Rp. 300.000 per orang.

Jumlah yang lumayan fantastis. Dan kalau Bapak/ Ibu Kepala Desa mau menyumbang untuk tenaga pendidik sebesar Rp. 150.000 perbulan maka tenaga pendidik akan memperoleh Biaya/ Insentif per bulan sebesar Rp. 450.000. WOW jumlah yang besar bukan. Ini mungkin hitung-hitungan sederhana bagi para Pejabat Desa/ Keluarah setempat jika mau memberikan sumbangsih sebesar Rp. 150.000 perbulan :

150.000 X 24 X 12 bulan = Rp. 43.200.000 per tahun untuk sumbangsih belajar anak-anak di waktu sore hari. Jumlah yang sedikit untuk pendidikan anak-anak kita di waktu sore hari.

jumlah yang sedikit untuk mencetak generasi-generasi muda penerus bangsa Indonesia tercinta kita ini. Jumlah yang sedikit dari Dana Desa Yang Akan Diturunkan Oleh Pemerintah Pusat kita. Jumlah yang sedikit Untuk Memupuk Semangat Gorong Royong di Anak-Anak Anda Semuanya. Jumlah yang Sedikit untuk Penyelamatan Akhlak anak-anak Indonesia semua. dan yang terakhir Jumlah yang sedikit untuk harga Pengetahuan Umum Anak-Anak Indonesia.

Tapi, mungkin ide ini cemerlang, tapi tidak akan terlaksana tanpa ada kerjasama dari semua pihak yang terkait. orang tua, tenaga pendidik, masyarakat sekitar, pemerintah desa, dinas pendidikan terlebih-lebih pemerintah kabupaten/ kota setempat. wali murid/ orang tua hanya dibebankan Rp. 1.000 per hari untuk pendidikan tambahan anaknya. sudah memperoleh tambahan ilmu pengetahuan juga memperoleh pendidikan akhlak yang berupa pendidikan Agama juga, dapat selalu berkumpul dengan temannya, memupuk gotong royong juga dan banyak manfaat yang mungkin anda bisa terima sebagai orang tua. tapi ingat, dalam pelaksanaan jangan ada yang nunggak, alias harus bayar tiap hari agar tidak terasa berat. kalau bayar tiap bulan sekali mungkin berat tapi kalau tiap hari Insha Allah akan terasa sangatlah ringan dirasa. ada suatu semboyan dari Provinsi Jawa Timur. Jer Basuki Mawa Beya (artinya cari sendiri di google ya hehehehe)

mungkin cukup sekian ide gila ini ditulis, mohon maaf bila ada kesamaan ide dari postingan terdahulu dari para Kompasianer. mohon maaf sebesar-besarnya karena ini merupakan first post dari penulis. kritik dan saran sangat saya hormati sebagai penulis yang amat amatir di Kompasiana ini. dari pada nonton Acara Kebinatang-binatangan di sore hari, mending belajar bersama kan asyik........hehehehe


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun