Sebelumnya https://www.kompasiana.com/fadjarsetyanto/59f9dbab74bbb007477ebfa2/klik-klik-jari
Sejak kontak perdananya dengan Rara melalui sosial media dan melalui telephon, beberapa kali Doni tersenyum sendiri. Seperti yang terjadi dua hari sejak kontak tersebut. Dia sering sekali tersenyum sendiri. "Apakah ini yang namanya 'alam semesta mendukung'?", gumamnya.Â
"Apa ini yang dibilang kalau orang ada 'kontak', meskipun berjauhan dan tidak ketemu, tapi karena ada kesamaan frekuensi maka apa yang terjadi pada satu pihak, bisa dirasakan oleh pihak lainnya?"
"Aku merasakan 'getaran' saat memperhatikan foto Rara dan ini tidak terjadi pada pertemanan yang lain".
"Gue kok juga heran ya, meskipun  dia belum telpon, gue yakin aja itu bukan akun palsu seperti banyak kejadian", Doni mengajak dialog dirinya sendiri.
Pertanyaan-pertanyaan itu tidak terjawab dan hanya menari-menari di kepala Doni. Demi kepuasan diri sendiri, dia menjawab sendiri dan kadang membantah sendiri. Hingga akhirnya lelah sendiri. Bila sudah lelah seperti itu, tindakan selanjutnya yang biasa dilakukan ialah mengaduk segelas kopi hitam.
====
Menjelang jadwal untuk mengirim buku ke Rara, berkali-kali negosiasi tempat dilakukan. Komunikasi via WA terjadi. Akhirnya disepakati bahwa tempat pertemuan adalah di mal baru yang baru berdiri.Â
Doni merasakan hal aneh dengan dirinya. Banyak dia bertemu orang, tapi untuk kali ini dia merasakan seolah akan bertemu orang yang khusus baginya.Â
"Don ini bisnis, titik, bukan acara perkenalan, kamu kenapa sih?", begitu Doni mengingatkan diri sendirinya sendiri.Â
"Kamu jadi kayak ABG deh Don", tambahan untuk Doni.
