Mohon tunggu...
Fadillah Qodri
Fadillah Qodri Mohon Tunggu... Mahasiswa

Halo, saya Fadillah. Saya adalah mahasiswa yang sedang menempuh studi D4 Usaha Perjalanan Wisata di Universitas Negeri Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Tugas Kuliah Berujung Cuan Besar

3 Juli 2025   02:21 Diperbarui: 3 Juli 2025   02:29 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo produk Taconesia

Foto uji coba Taco pertama kali
Foto uji coba Taco pertama kali
Awalnya, saya dan teman sekelompok saya hanya ingin menyelesaikan tugas dari mata kuliah Kewirausahaan. Gak kepikiran dari tugas kuliah  muncul semangat sama ide buat nyoba usaha makanan. Jujur aja, kami mulai bosan sama pilihan makanan di UNJ yang itu-itu aja— kayak nasi goreng, bakso, atau ga paling-paling mie ayam. Rasa bosan ini yang jadi inspirasi kami. Kami mikir, “Kenapa nggak coba bikin usaha makanan yang antimainstream , tapi dengan rasa yang cocok di lidah orang Indonesia?” Dari situ petualangan kami dimulai.

Ide taco kami awalnya datang dari medsos—tepatnya saat scrolling TikTok sama reels Instagram. Banyak konten viral tentang review makanan luar negeri, contohnya taco dari Meksiko. Tapi kami sadar, kalau rasa taco khas Meksiko asli mungkin bakalan asing buat lidah orang Indonesia. Terus muncul ide : “gimana kalau kita buat taco yang isiannya khas Indonesia?”. Kami ngebayangin taco isi rendang atau ayam sambal matah, rasanya enak dan pasti masuk di lidah orang Indonesia. Langkah awal kami, kami mikirin nama brand buat taco kami yang ada unsur Indonesianya tapi tetep harus aesthetic. Akhirnya, kami ketemu nama yang cocok, yaitu TacoNesia—singkatan dari “Taco dengan cita rasa Indonesia". Ide TacoNesia ini kami seriusin karena pas kami tahu kalau belum ada yang jualan taco di deket kampus kami UNJ. Kemudian kami fokus nyusun business plan buat tugas presentasi Kewirausahaan. Sebelum presentasi, kami mulai uji coba taco-nya di rumah teman sekelompok saya, Faris, karena dapurnya dia punya alat sama bahan yang bisa dibilang kayak kantong Doraemon, lengkap banget... Buat modal awal kami patungan dari duit pribadi (uang jajan dari orang tua) sama ditambahin dari nyak babeh kami.

Tantangan pertama? Banyak sih. Mulai dari nyari kulit tortilla yang pas, nyesuain rasa sama bumbu lokal, sampe latihan nyusun produk biar aesthetic. Ada beberapa temen kami yang sempat meremehkan ide kami—“Taco? Emang laku ya di kampus?”. Kami gapeduli omongan mereka, omongan mereka, kami jadiin motivasi buat bikin taco yang beneran enak. Namun di uji coba pertama, kami terlalu percaya diri sama rasanya. Orang tua Faris mengomentari kalau daging nya terlalu keras dan tekstur kulit tortilanya terlalu kering. Dari komentar itu kami intropeksi dan coba memperbaiki kekurangannya. Kami mulai dengan memperbaiki resep, coba nyari video tutorial dari YouTube, selain itu kita juga cobain taco bos terakhir taco, yaitu Taco Bell. 

Momen paling membahagiakan? Pas kami mengikuti bazar kecil di Plaza UNJ dan berhasil menjual 30 paket taco dalam seharian. Responnya diluar dugaan kita. Kita sampai kecapean… Tapi kita senang luar biasa. Sampai-sampai, beberapa mahasiswa datang balik lagi buat repeat order. Banyak yang penasaran karena belum pernah coba taco rasa lokal. Itu pertama kalinya kami merasa, “Wah, ini bukan cuma tugas kuliah. Ini bisa jadi peluang bisnis beneran.” Rasa percaya diri kami stonk (melonjak). Setelah mata kuliah Kewirausahaan selesai, kami gak berhenti begitu saja. Kami pengen TacoNesia terus berkembang. Kami buat rencana ke depan dengan membuka booth tetap di sekitar kampus A UNJ dan daftarin Taco kami di platform Gojek, Shopee Food, Grabfood. Kami juga menyiapkan akun media sosial resmi Taconesia dan nyoba buat konten promosi yang menarik buat gen Z tentunya. Walau harus bagi waktu sama kuliah, tapi kami percaya kalau ini bisa dijalanin selama ada komitmen dan bagi-bagi tugas yang jelas.

Melalui pengalaman kewirausahaan ini, saya belajar kalau keberanian untuk memulai adalah kunci utama. Meskipun banyak keraguan dan tantangan, selama kita mau belajar dan memperbaiki diri, peluang pasti terbuka lebar. Karakter entrepreneur yang penting? Adaptif dan pantang menyerah terhadap keadaan. Dua hal itu yang ngebuat kami tetap maju meski sempat diremehkan, bahkan oleh teman sendiri. Jika saya bisa memulai TacoNesia dari tugas kuliah, kamu juga pasti bisa memulai hal besar dari sesuatu yang sederhana. Beranilah untuk mencoba, meski awalannya tidak selalu sempurna. Seperti kata buku tatang sutarma… eh maksudnya pepatah dari China : 

“The journey of a thousand miles begins with a single step.” 

Apa artinya bang messi? Artinya “Perjalanan seribu mil dimulai dengan satu Langkah”, setiap tujuan besar dalam hidup dimulai dengan satu langkah kecil.

Dunia wirausaha bukan tentang besar-besaran modal di awal, tapi tentang progres kecil yang berkelanjutan dan konsisten. Jangan takut modal kecil, takutlah saat kita tidak berani mencoba. Coba mulai dahulu dan terus perbaiki. Karena dari ide kecil di obrolan santai dengan teman, itu bisa jadi bisnis besar yang menguntungkan

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun