Mohon tunggu...
Fadia Rahma
Fadia Rahma Mohon Tunggu... Mahasiswa

Que sera sera, whatever will be, will be

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tugas Menumpuk, Mental tertekan

12 September 2025   10:25 Diperbarui: 12 September 2025   10:25 6
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Di tengah tuntutan akademik yang semakin tinggi, banyak siswa menghadapi tumpukan tugas setiap harinya. Pekerjaan rumah yang berlapis, proyek kelompok, hingga persiapan ujian sering kali membuat mereka harus belajar hingga larut malam. Meskipun tujuan pemberian tugas adalah untuk memperdalam pemahaman, beban berlebihan justru membawa dampak negatif pada kesehatan mental.

1. Peningkatan Stres dan Kecemasan

Ketika tugas datang bersamaan dengan tenggat waktu ketat, siswa kerap merasakan tekanan luar biasa. Studi menunjukkan bahwa stres akademik dapat memicu gangguan kecemasan, gangguan tidur, dan bahkan gejala depresi. Ketika tubuh terus menerus dalam kondisi "fight or flight," hormon kortisol meningkat, yang dalam jangka panjang berdampak buruk pada sistem imun.

2. Gangguan Pola Tidur

Banyak siswa terpaksa begadang demi menyelesaikan tugas. Kurang tidur dapat menurunkan konsentrasi, memperburuk mood, dan mengganggu keseimbangan emosi. Lingkaran setan pun terbentuk: semakin sedikit tidur, semakin sulit mengerjakan tugas dengan efektif.

3. Penurunan Motivasi Belajar

Ironisnya, tugas yang dimaksudkan untuk mendukung proses belajar bisa membuat siswa kehilangan minat. Ketika beban terasa tak realistis, siswa cenderung menunda-nunda pekerjaan atau bahkan menyerah. Akibatnya, motivasi intrinsik untuk belajar hilang, tergantikan rasa terpaksa.

4. Dampak Sosial dan Emosional

Beban tugas yang berlebihan juga mengurangi waktu untuk bersosialisasi, berolahraga, atau menyalurkan hobi. Padahal, interaksi sosial dan aktivitas fisik penting bagi kesehatan mental dan perkembangan kepribadian. Ketika keseimbangan ini hilang, siswa lebih rentan terhadap rasa kesepian dan isolasi.

Upaya yang Bisa Dilakukan

Sekolah, guru, dan orang tua dapat berperan penting dengan meninjau ulang jumlah tugas, mendorong manajemen waktu yang sehat, dan memberikan dukungan emosional. Memfasilitasi diskusi terbuka antara siswa dan pendidik juga membantu menciptakan kebijakan tugas yang realistis.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun