Semarang – Suasana lingkungan di Kelurahan Bergas Lor, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang, tampak lebih semarak. Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) setempat menggelar lomba tanaman obat keluarga (toga), Minggu (6/7).
Kegiatan ini merupakan bagian dari Pokja 3 “Hatinya PKK” atau Halaman Asri, Teratur, Indah, dan Nyaman, yang fokus pada pemanfaatan lahan pekarangan warga. Menariknya, lomba ini tidak digelar di satu lokasi, melainkan tim panitia bersama kader PKK turun langsung ke tiap-tiap RW untuk menilai langsung tanaman toga yang telah dipersiapkan.
Beragam tanaman toga seperti jahe, kunyit, sereh, lidah buaya, hingga daun sirih tampil menghiasi pekarangan rumah warga yang dipilih sebagai tempat perlombaan. Penataannya pun kreatif lengkap dengan papan nama tanaman , terdapat pula salah satu peserta yang sudah membekali barcode di tiap tanamannya untuk menampilkan manfaat dari tanaman tersebut dari website.
Ketua TP PKK Kelurahan Bergas Lor, Sri Wahyuni, mengatakan lomba ini bukan sekadar ajang kompetisi, tapi juga gerakan untuk menyadarkan warga tentang pentingnya memanfaatkan pekarangan.
“Lewat perlombaan program ‘Hatinya PKK’ antar RW ini, kami ingin warga menyadari bahwa halaman rumah bisa jadi tempat yang asri dan bermanfaat. Selain itu, tanaman toga ini bisa menjadi apotek hidup untuk keluarga,” ujarnya.
Yang membuat kegiatan ini semakin menarik adalah sinergi antara PKK dan mahasiswa KKN T 108 Universitas Diponegoro (Undip) Kelompok 3 yang tengah melaksanakan program bertema Digitalisasi Perpustakaan Desa di Kelurahan Bergas Lor. Meski fokus utama KKN mereka di bidang digitalisasi, para mahasiswa ini turut aktif mendukung kegiatan PKK.
Mahasiswi Biologi Undip, Nabila Mona Maharani, membagikan bibit toga gratis kepada peserta lomba. Bibit tersebut diberikan kepada kader PKK dan warga yang mengikuti perlombaan sebagai motivasi untuk terus menanam dan merawat toga di halaman rumah.
“Semoga warga bisa terus merawat tanaman ini. Selain mempercantik halaman, manfaatnya untuk kesehatan juga besar,” kata Nabila.
Tak hanya itu, Bayu Pramono Aji, mahasiswa dari Fakultas Peternakan, ikut berbagi pengetahuan soal pembuatan pupuk kompos dari limbah peternakan. Edukasi ini disampaikan langsung saat penilaian berlangsung di tiap RW.
“Pupuk kompos itu mudah dibuat dan ramah lingkungan. Hasilnya bisa langsung digunakan untuk menyuburkan tanaman toga,” jelas Bayu.
Kegiatan ini disambut antusias warga. Kolaborasi antara PKK dan mahasiswa KKN pun dinilai menjadi contoh sinergi yang baik dalam pemberdayaan masyarakat.