Penggunaan pestisida dapat mempengaruhi lingkungan yang ada di sekitarnya. Sehingga dapat mencemari ekosistem tanah dan air. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan juga dapat merusak kualitas hasil panen. Sehingga hasil panen tidak maksimal atau hasil kurang baik untuk diperjualbelikan atau dikonsumsi sendiri.
Penggunaan pestisida yang maksimal juga dapat merusak indeks anak dan air. Menggunakan pestisida juga menyebabkan menambahnya hama batu seperti rangas dan amanah yang lainnya. Membuat tanah menjadi retak dan keras, kerusakan menyebabkan tanah jadi tidak subur serta tanaman sulit untuk tumbuh sehingga menyebabkan hasil panen tidak maksimal. Nggak perlu waktu 2 sampai 3 minggu untuk mendapatkan hasil panenan lagi. Dalam menunggu tersebut tanah yang keras harus dihadiri dengan air atau dikenangin dengan air selama 1 minggu. Sudah digenangi dengan air selama 1 minggu tanah tersebut dapat ditanam kembali dan harus dibaca menggunakan traktor agar tanah tersebut dapat ditanami lagi.
Penggunaan pestisida kimia juga dapat digantikan dengan menggunakan pestisida alami dari alam seperti ular, tikus, elang dan sebagainya mengikuti sesuai rantai makanan. Dengan adanya pestisi dalam ini alam dan tanah akan tetap terjaga dari kerusakan pestisida kimia
Sebaiknya ketika menggunakan pestisida kimia sukanya digunakan jangan berlebihan. Ketika menggunakan STDC yang berlebihan mengakibatkan hasil panen yang kurang maksimal juga dapat mengganggu kesehatan manusia. Jadi pestisida sangat memiliki dampak yang buruk bagi lingkungan manusia maupun makhluk hidup yang ada di dunia ini sehingga lingkungan bisa menjadi tercemar.
Dengan demikian pestisida kimia bisa membawa dampak dan pengaruh yang buruk bagi lingkungan, kesehatan, habitat makhluk hidup dan manusia. Maka dari itu pentinglah kita untuk menjaga lingkungannya agar tetap asri dengan mengandalkan pestisida alami saja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI