Akhir-akhir ini, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI), Puan Maharani, makin berani dan makin keras mengritik Presiden Joko Widodo.
Puan Maharani mengkritik kebijakan Presiden dalam PPKM yang membolehkan makan di tempat, tapi maksimal hanya selama 20 menit.
Puan mengkuatirkan kalau kebijakan ini tidak ada penjelasan atau rinciannya dikuatirkan akan menjadi lelucon di tengah masyarakat.
"Kalau ini tidak dijelaskan, saya khawatir ini justru akan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah," ujar Puan Maharani.
Sebelumnya Puan Maharani juga mengkritik cara Joko Widodo dan para menterinya yang sangat buruk dalam komunikasi publik dalam penanganan pandemi.
"Perbaiki komunikasi publik, termasuk kejelasan siapa yang pegang komando komunikasi ini, terutama terkait dengan keputusan pemerintah," ungkap Puan Maharani dalam keterangannya, Senin 19 Juli 2021.
Makin sering dan makin beraninya Puan Maharani dalam mengkritik Joko Widodo diperkirakan untuk mendongkrak namanya dalam memantaskan diri jadi Capres PDI Perjuangan.
Puan diperkirakan akan semakin sering mengoreksi kebijakan Presiden Joko Widodo, demi membentuk karakter cucu Bung Karno yang lebih garang dan berani di hadapan publik.
Persoalan sekarang adalah yang dikritik Puan Maharani adalah Jokowi. Sosok yang didukung PDI Perjuangan (termasuk Puan Maharani) dalam Pilpres tahun 2014 dan 2019.
Pada Pilpres 2024 nanti, dimana Jokowi secara Undang-undang tidak bisa dicalonkan lagi, diyakini PDI Perjuangan PuanMaharani sebagai calon Presiden.
Dengan mengkritik kebijakan Jokowi, Puan Maharani diyakini PDI Perjuangan akan terkatrol untuk sejajar dengan capres lainnya seperti: Prabowo, Anies Baswedan, Agus Harimurti Yudhoyono, Prabowo, Ridwan Kamil dan Ganjar Pranowo.
Diharapkan dengan ini Puan Maharani dapat bersaing dengan nama-nama di atas.
Kita tunggu sikap Joko Widodo atas kritikan yang diberikan Puan Maharani kepada dirinya, kita tunggu juga sikap Joko Widodo dalam menghadapi Pilpres 2024 nanti.