Mohon tunggu...
Fadhilah Saefani
Fadhilah Saefani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Peran Keluarga dalam Kepribadian Tumbuh Kembang Anak

8 Mei 2024   12:48 Diperbarui: 12 Mei 2024   08:24 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kepribadian merupakan serangkaian kebiasaan perilaku yang dilakukan individu secara tetap dalam menghadapi stimulus yang diterima. Faktor yang membentuk kepribadian seseorang adalah faktor genetik dan lingkungan. Dalam ilmu psikologi factor genetic dikenal dengan teori nativisme, sedangkan faktor lingkungan dikenal dengan teori empirisme. Faktor lingkungan yang merupakan pembentuk kepribadian seorang anak adalah merupakan sekumpulan perilaku yang diterima pada saat masih kanak-kanak sampai dewasa. Pengaruh lingkungan sangatlah besar dalam membentuk kepribadian seorang anak. Peran lingkungan didalamnya termasuk pola asuh dan kebiasaan yang diterapkan oleh orang tua kepada anak sejak sang anak masih kecil.

Keluarga merupakan satu-satunya wadah yang pertama dan paling utama dengan pengaruh yang cukup besar bagi kelangsungan hidup bermasyarakat, masyarakat yang baik dibentuk dari keluarga yang baik, apabila pada suatu golongan masyarakat terdapat seseorang bertindak buruk dan melakukan kejahatan sudah dipastikan dia bukan dari keluarga yang baik. Minimnya perhatian, bimbingan, dan kasih sayang, akan berdampak buruk bagi tumbuh kembang kepribadian sang anak, seperti penelitian yang dikemukakan dalam  majalah rumah tangga dan kesehatan bahwa orangtua berperan dalam menentukan masa depan anaknya. Baik buruknya kepribadian dan jiwa anak sangat tergantung pada pola asuh serta bimbingan yang ditetapkan oleh keluarga ataupun kedua orangtuanya.  Dengan selalu memberi nasehat, memberi arahan dan menunjukkan mana yang baik dan mana yang buruk, serta saling bertukar fikiran dengan anak adalah salah satu bentuk cara mengawasi dan membimbing anak agar anak tidak salah dalam menanggapi nasehat, menyerap dan menyaring pemahaman saat dinasehati.

Pembiasaan -pembiasaan  yang  dilakukan  setiap  hari  di  rumah sebagai bekal untuk mengurus diri sendiri,  dan  orang  tua sebagai  contoh sekaligus teladan bagi  anak.  Sebelum orang  tua  mengajarkan  kepada  anak akan pentingnya mengurus  diri  sendiri, alangkah baiknya orang tua  harus  terlebih  dahulu  mencontohkan  kepada  anak, seperti:  orang  tua mencontohkan bahwa jika setelah memakai barang dirumah maka harus diletakkan kembali ditempatnya semula dan orang tua sebagai contoh bagi anak akan membuat anak lebih mudah menerapkan sikap mandiri dalam kehidupan serta sang anak akan lebih memahami pentingnya sikap mandiri bagi dirinya dan orang lain.

Tidak semua orangtua memiliki pola asuh dengan pemikiran yang sama dalam mengasuh anak, karena setiap orangtua beranggapan mereka sudah memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya, padahal didikan yang baik menurut mereka belum tentu anak-anak mereka dapat menerima didikan tersebut dengan baik, karakteristik anak-anak pastinya berbeda-beda, penerapan pola asuh kepada mereka juga harus disesuaikan dengan perkembangan kepribadian mereka masing-masing.

Terkadang orangtua masih melakukan kesalahan dalam penerapan pola asuh anak, ia menyuruh anaknya melaksanakan apa yang ia perintahkan namun ia sendiri tidak melaksanakan hal tersebut seperti contoh, sang ibu menyuruh anaknya sholat tetapi ibunya sendiri belum sholat, anak akan bertanya balik kepada ibunya, "apakah ibu sendiri sudah sholat?", sang ibu pun mungkin akan malu dengan pertanyaannya tersebut, karena anak akan memperhatikan semua yang dilakukan oleh orangtua nya, jadi mereka akan selalu mengikuti apa yang orangtuanya lakukan, jika orangtua tidak melakukan ini maka anak pun tidak akan melakukannya, begitupun sebaliknya.

Keluarga terutama orang tua memegang peran penting dalam memberikan pengaruh tentang pemahaman dan penanaman akan norma dan nilai yang ada di Masyarakat. Ada beberapa model pola asuh yaitu :

1) Pola asuh otoriter. Pola asuh otoriter merupakan pola asuh yang menekankan batasan dan larangan pada anak, orangtua akan menghargai anak jika mereka juga menghargai orangtua dengan patuh terhadap perintah dan tidak melawan orangtua karena arahan dan pendapat merekalah yang paling baik dan paling benar.

2) Pola asuh demokratis. Pola asuh demokratis merupakan pola asuh yang menekankan cinta dan kasih sayang yang dapat membawa dampak positif bagi perkembangan anak secara intelektual dan emosional.

3) Pola asuh permisif. Pola asuh permisif merupakan pola asuh yang lebih cenderung memberikan kebebasan kepada anak tanpa memberikan kontrol terhadap anak sehingga terkesan memanjakan anak (Reski Yulina Widiastuti, 2015; Suryadi et al., 2017; Wardani & Ayriza, 2020).

Daftar Pustaka

Jamaluddin., Komarudin, A., Rahman, A. A. (2019). Bimbingan Orangtua dalam Mengembangkan Kepribadian Anak. Atthulab: Islamic Religion Teaching and Learning Journal. Vol.4(2), 170-184.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun