Taman Mulya -- Perundungan (bullying) masih menjadi salah satu permasalahan serius yang terjadi di lingkungan sekolah dasar. Fenomena ini kerap dianggap sepele oleh sebagian kalangan, padahal dampak yang ditimbulkan dapat memengaruhi kondisi psikologis maupun perkembangan sosial anak. Menyikapi hal tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Nurul Huda melaksanakan program pengabdian masyarakat dengan tema "(Stop Bullying) Berani Berteman, Berani Menghentikan Bullying" untuk murid-murid SDN 03 Taman Agung di balai desa, Desa Taman Mulyo, Kecamatan Semendawai Suku III, Kabupaten OKU Timur, Kamis (31/7/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Desa Taman Mulyo beserta perangkat desa, BABINKAMTIBMAS, Kepala Sekolah, guru, serta seluruh siswa kelas 1 hingga kelas 6. Kehadiran berbagai pihak tersebut menjadi wujud nyata dukungan bersama dalam mencegah praktik bullying di lingkungan sekolah.
Dalam sambutannya, Kepala Desa menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif mahasiswa Universitas Nurul Huda yang membawa isu penting ini ke tengah masyarakat. "Bullying bukan hanya persoalan siswa, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama untuk memastikan generasi muda tumbuh dalam lingkungan yang sehat dan saling menghargai," ujarnya.
Tidak hanya berhenti pada teori, kegiatan ini juga dikemas secara interaktif. Siswa diajak untuk berdiskusi, bertanya, dan menyampaikan pengalaman mereka terkait pertemanan maupun perundungan yang pernah mereka temui. Respons siswa terlihat antusias, terbukti dengan banyaknya pertanyaan serta pendapat yang mereka lontarkan.
Selain itu, tim KKN juga menghadirkan sesi simulasi berupa permainan sederhana yang menggambarkan tindakan positif dalam menghentikan bullying. Dengan cara tersebut, siswa tidak hanya memahami materi secara konseptual, tetapi juga dapat mempraktikkan sikap berani berteman tanpa membeda-bedakan serta menolak perundungan dalam keseharian mereka.
Guru pendamping menilai kegiatan ini sangat relevan dengan kondisi sosial siswa. Menurutnya, kasus bullying, terutama dalam bentuk verbal seperti ejekan, masih sering dijumpai di sekolah. "Melalui kegiatan ini, kami berharap siswa semakin sadar bahwa perundungan bukanlah hal biasa atau sekadar candaan, melainkan perbuatan yang bisa melukai orang lain," ungkap salah satu guru.
Program "Stop Bullying" ini juga dilengkapi dengan pembuatan poster ajakan anti-bullying yang dibuat bersama siswa. Poster tersebut kemudian dipasang di lingkungan sekolah sebagai pengingat sekaligus motivasi agar siswa lebih menghargai satu sama lain.
Salah satu anggota KKN, Fa'iza, menjelaskan bahwa tujuan utama kegiatan ini adalah membangun kesadaran siswa sejak dini tentang pentingnya menjalin hubungan pertemanan yang sehat. "Kami ingin anak-anak tidak hanya tahu apa itu bullying, tetapi juga memiliki keberanian untuk menghentikan jika mereka melihat atau mengalaminya," jelasnya.
Secara keseluruhan, kegiatan berjalan lancar dan mendapat sambutan positif dari seluruh pihak. Meski tidak dilakukan evaluasi kuantitatif, interaksi dan semangat siswa selama kegiatan menunjukkan adanya peningkatan pemahaman mengenai dampak bullying.