Mohon tunggu...
Fadhiil Cahyo Prabowo
Fadhiil Cahyo Prabowo Mohon Tunggu... -

keep moving forward to the great future

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menjadi Warga yang Berguna bagi Bangsa

7 November 2013   19:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:28 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

WORKSHOP KETERAMPILAN FASILITAS DALAM PENANAMAN OLIMPISME ( Untuk Persiapan Praktek Lapangan)

Dalam persiapan praktek lapangan kami di beri tugas sama Om Jay secara berkelompok untuk terjun langsung atau praktek lapangan mengajarkan olimpisme di Sekolah Dasar. Dalam hal ini kita di tuntut untuk memiliki mental yang kuat dalam menghadapi siswa-siswa Sekolah Dasar tersebut. Karena, mengajar di Sekolah Dasar itu tak semudah kita membalikkan telapak tangan.

Cara mengajar siswa sekolah dasar tentu berbeda dengan cara mengajar siswa sekolah menengah pertama atau siswa sekolah menengah atas. Siswa sekolah dasar lebih suka pelajaran yang didalamnya terdapat permainan-permainan dan lebih suka diberi contoh langsung daripada teori yang terus menerus. Perbedaan itulah yang membuat kita harus terus belajar mencari metode mengajar yang menyenangkan, seru, efektif, namun tepat sasaran dan tujuan tercapai.

Pengenalan menjadi awal semuanya. Jika tidak kenal maka tak sayang begitu kata pepatah. Adapaun cara pengenalan yang baik:

1.Dengan cara menggambar foto diri.

2.Berbasis dan berkelompok.

Pengertian belajar mengajar adalah proses untuk mengubah perilaku, melalui aktivitas/kegiatan yang dapat menambah dan mengembangkan:

1.Pengetahuan (Knowladge)

2.Ketrampilam (Skill)

3.Sikap ( Attitude)

Ada 2 konsep dasar dalam proses belajar mengajar, yaitu:

1.Paedagogi = Ilmu dan seni dalam mengajar anak

2.Andragogi = Ilmu dan Seni dalam membantu orang dewasa belajar

Prinsip konsep Paedagogi:

1.Orang tua memberikan pengajarannya terhadap anak.

2.Tujuan proses bersifat mentransmisikan  pengetahuan.

3.Dititik beratkan pada pengetahuan/ konsep/ Teori (knowledge), bukan kepada ketrampilan (skill) atau sikap ( attitude).

4.Hasil pendidikan sepenuhnya tanggung jawab orang tua/guru

5.Bantuan guru terhadap murid sangat dominan, mengingat murid dianggap mempunyai ktrampilan yang sangat tergantung pada orang lain.

Prinsip konsep Adragogi:

1.Belajar bila merasa perlu.

2.Belajar sambil kerja.

3.Materi realistis dan relevan dengan kebutuhan.

4.Menguhubungkan materi dengan pengalamannya.

5.Membutuhkan lingkungan yang informal dan kondusif ( pendekatan simulasi).

6.Tertarik bila materi menarik (dituntut optimalisasi media belajar yang optimal).

Ada 2 konsep dasar dalam pendekatan belajar-mengajar berdasarkan prosesnya:

1.Conceptual Learning = Lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/ nilai dan materi pelajaran yang diberikan.

2.Experiental Learning. Ada 4 elemen dalam pelatihan berbasis experiental Learning, yaitu:

a) Tindakan/pengalaman.

b) Proses refleksi/ pendalaman tentang apa yang telah dilakukan.

c) Adanya transfer dan refleksi pengalamannya selama pelatihan  ke dalam kehidupannyata.

d) Adanya kesinambungan perilaku dalam jangka panjang.

Point penting pada experiental learning:

1.Seluruh proses penggalian “point belajar” bertujuan untuk membuat tiap peserta berkomitmen terhadap apa yang telah diucapkannya. ( 90% orang mengingat apa yang diucapkannya sendiri sebagai perwujudan komitmen).

2.Fasilitator menggunakan seluruh kemampuan komunikasinya untuk membuat peserta menyelami proses psikologis dalam dirinya selama menjalani simulasi dan “mengatakannya”.

Jangan pada bosan yaaa, kalau bosan tenamg aja Om Jay selalu menampilkan video-video yang menarik. Video itu bias berupa motivasi ataupun bisa juga untuk menghibur mahasiswanya. Jadi, tidak bakalan bosan deh bila belajar dengan Om Jay J.

Bagaimana fasilitator mempromosikan dirinya??????? Yaitu dengan cara :

1.Menjadi bagian dari warga belajar ( audience)

2.Menciptakan iklim belajar mengajar

3.Memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap proses.

4.Menyadari kelebihan-kekurangan dirinya diantara warga belajar.

5.Mampu melihat permasalahan dan memecahkannya.

6.Mengerti perasaan orang lain lewat pengamatan.

7.Mempunyai kemampuan untuk mempersuasi orang lain.

8.Optimis dan punya itikad baik

9.Terbuka “Open Mind”

Adapun metode yang sebaiknya dikuasai seorang fasilitator:

1.Metode dan teknik Coaching

2.Metode dan teknik Counseling

3.Metode dan teknik presentasi

Tahapan proses fasilitasi:

Proses Tee-Up, yakni memberikan instruksi/ penjelasan/procedure secara rinci untuk melaksanakan simulasi. Tee-Up dilakukan dengan jelas, ringkas, sistematis.

Tugas seorang fasilitator salah satunya adalah 4 F. yaitu:

1.Fact

2.Feeling

3.Finding

4.Future

Beberapa larangan :

1.Melakukan penilaian terhadap jawaban peserta atau perilaku peserta dan saat kegiatan.

2.Menggunakan kalimat seperti ini. “ Sebaiknya Anda……;seharusnya Anda.

3.Memberikan petunjuk sesuai keinginan fasilitatou

4.Ikut mempermalukan peserta.

Demikian resume ini, semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Mohon maaf apa bila ada salah-salah kata. Wassalammua’laikum warahmatullahi wabarakatuh.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun