Mohon tunggu...
Muhammad Fadli
Muhammad Fadli Mohon Tunggu... Penulis - Content Creator
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Muhammad Fadli adalah Awardee Beasiswa Gerbang RAJA 2015, Bankaltimtara 2020, Kaltim Idaman 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemanfaatan Pati Limbah Biji Salak Sebagai Bahan Bioplastik Ramah Lingkungan

26 November 2022   19:03 Diperbarui: 26 November 2022   19:07 798
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah plastik adalah satu masalah terbesar di Indonesia. Menurut Jambeck, 2015, Indonesia adalah negara yang masuk di peringkat kedua dunia setelah Cina yang menghasilkan sampah plastik di perairan mencapai 187,2 juta ton. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sampah plastik di Indonesia mencapai 64 juta ton per tahun. Sedangkan, kantong plastik yang ada di lingkungan sebanyak 10 miliar lembar pertahun. Kondisi limbah plastik terutama yang ada di Indonesia kondisinya sangat memprihatinkan.

Pemerintah Indonesia hingga sekarang masih terus berupaya untuk mengurangi jumlah sampah plastik. Salah satu upaya pemerintah yang pernah dilakukan yaitu pada tahun 2016 pemerintah mengeluarkan kebijakan uji coba untuk mengurangi plastik dengan cara mengenakan biaya sebesar dua ratus rupiah bagi konsumen yang ingin menggunakan kantong plastik untuk barang belanjaannya. 

Akan tetapi yang kita lihat saat ini program tersebut tidak berjalan mulus sesuai rencana, yang dimana banyak perdebatan dari beberapa belah pihak. Sebenarnya pemerintah sudah mengupayakan untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, akan tetapi kembali lagi kepada kesadaran masayarakat yang masih belum sadar akan bahayanya limbah plastik untuk bumi kedepannya.

Oleh  karena itu, dengan melihat adanya permasalahan ini, penulis mencoba untuk mencari jalan keluar dari permasalahan plastic. Berbagai upaya dilakukan untuk menekan penggunaan kantong agar tetap terjaganya lingkungan, salah satunya adalah pembuatan Bioplastik atau plastik yang dapat terurai (Biodegradable). 

Bioplastik dapat diurai oleh lingkungan dengan bantuan mikroorganisme dan air (Chen, 2014). Pada umumnya, bioplastik berbahan dasar pati dari makanan pokok seperti beras, jagung, kentang, ubi jalar, ubi kayu dengan penggunaan sekitar 66% dari total produksi bioplastik dunia (Swani, 2010). Bioplastik dengan bahan dasar tepung atau pati dapat diuraikan atau didegradai oleh bakteri pengurai dengan memutus rantai polimer menjadi monomer-monomer.  Akan tetapi, penggunaan bahan pokok atau pengganti makanan pokok dikhawatirkan mengganggu ketersediaan pangan pada masa yang akan datang.

Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor buah salak yang memiliki komoditi ekspor Indonesia yang memiliki standar kualitas Internasional. Salak merupakan salah satu buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Salak pun tidak hanya dimakan secara langsung saja, akan tetapi ada beberapa produk olahan yang dihasilkan dari buah salak, yaitu jenang salak, gudeg salak, gethuk, bakpia, dodol, asinan, minuman sari salak dan masih banyak lagi. Banyak olahan salak yang hanya menggunakan dagingnya saja, yang dimana biji salak masih jarang digunakan. Biji salak memiliki ketersediaan yang melimpah sehingga berpeluang untuk dijadikan suatu produk tertentu.

Melihat hal ini, kemudian penulis terpikir salah satu cara untuk mengurangi penggunaan plastik yaitu dengan membuat bioplastik dengan bahan pati dari limbah biji salak ramah lingkungan. Biji salak dapat diolah menjadi pati yang memiliki nilai lebih tinggi. 

Salah satu pati dari limbah biji yang dapat digunakan dalam pembuatan bioplastik adalah pati limbah biji salak. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada jurnal edufortech menunjukkan bahwa pati dari limbah biji salak berpotensi sebagai bahan pembuatan bioplastik dengan menambahkan sorbitol dan gliserol. Penambahan sorbitol dan gliserol menunjukkan karakteristik bioplastik dengan hasil bahwa pembuatan bioplastik dari pati limbah biji salak memiliki bahan yang tahan air.

Biji salak perlu dimaksimalkan sebagai bahan yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar. Dengan cara memanfaatkan limbah dari biji salak ini kelompok kami berharap bisa mengurangi limbah plastik yang semakin meningkat tiap harinya. Tidak hanya dapat mengurangi limbah plastik yang ada di Indonesia, dengan adanya pemanfaatan biji salak sebagai bioplastik ini juga bisa menambah pendapatan untuk warga yang ada dilingkungan petani salak. Dari biji salak yang awalnya tidak memiliki nilai jual dengan adanya pemanfaatan biji salak ini bisa membantu ekonomi warga.

Diusulkan Oleh :

Irma Setianingsih (2010303018)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun