Mohon tunggu...
Fachrul Khairuddin
Fachrul Khairuddin Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Terus Menulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jangan Usir Anak-anak dari Masjid!

7 Oktober 2015   08:30 Diperbarui: 7 Oktober 2015   08:30 659
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Biarkan mereka bermain! (sumber: tsamsam.blogspot.com)"][/caption]

Saya -mungkin Anda juga- selalu melihat anak-anak dimarahi dalam masjid oleh para orangtua. Ribut, lari-lari, dan lainnya, menjadi alasan. Jelas, karena mengganggu jama'ah yang lagi ibadah.

Awalnya, saya melihat pemandangan tersebut sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja. Tapi lama kelamaan, saya perhatikan, marah-marah para orangtua itu sudah sangat kasar. Bahkan sudah bernada mengusir anak-anak dari masjid.

Terkadang, terbesit pikiran saya untuk menasehati para orangtua itu, "Pak, ndak usah marah-marah. Anak-anak lari-lari di masjid itu hal yang wajar. Yang tidak wajar itu kalau bapaknya sama mamaknya yang lari-lari." Hehe, tapi bagaimana yah? Menasehati orangtua itu tidak semudah yang dibayangkan. Senioritas itu nyata, kawan!

[caption caption="Jangan larang anak-anak ke masjid! (foto: Lutvi Avandi)"]

[/caption]

Melalui tulisan ini, saya ingin menasehati diri saya dan pembaca untuk tidak mengusir anak-anak dari masjid. Sebabnya cuma satu: masjidlah benteng terakhir anak-anak jaman sekarang untuk terjaga dari pergaulan negatif.


Bayangkan apa yang dilakukan anak-anak itu kalau mereka terusir dari masjid? Syukur-syukur kalau mereka kembali ke rumah, tapi kalau ke tempat lain: tempat game, warnet, teman-teman yang buruk, dan lainnya, bagaimana?

Anak-anak jaman dulu enak karena tempat pelariannya tidak ada. Jadi kalau dimarahi, ujung-ujungnya kembali ke rumah. Tapi anak-anak sekarang tempat pelariannya sangat banyak seperti yang sudah saya sebutkan di atas.

Jadi, sekali lagi, JANGAN USIR ANAK-ANAK DARI MASJID!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun