Mohon tunggu...
Faaiqahfay
Faaiqahfay Mohon Tunggu... Mahasiswa - 𝑪𝒂𝒍𝒐𝒏 𝑱𝒖𝒓𝒏𝒂𝒍𝒊𝒔, 𝑪𝒂𝒍𝒐𝒏 𝑭𝒐𝒕𝒐𝒈𝒓𝒂𝒇𝒆𝒓 𝒅𝒂𝒏 𝑻𝒓𝒂𝒗𝒆𝒍 𝒃𝒍𝒐𝒈𝒈𝒆𝒓

Mahasiswa di salah satu Universitas Swasta di daerah DKI Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Candu Media Sosial di Masa Pandemi

16 April 2021   10:40 Diperbarui: 16 April 2021   10:46 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Masa Pandemi Covid-19, saat ini peran media sosial sangat penting dalam menyebarkan informasi yang disampaikan kepada pembaca dan penonton. Namun, hal ini tidak terlepas dari penggunaannya yang dapat memberikan efek positif bahkan negatif. Bisa lebih memanfaatkan medsos dari pada menyalahgunakannya. Tentunya ini akan sangat berguna, terlebih di masa pandemi Covid-19, penggunaan media sosial pasti meningkat. 

Kita harus bisa lebih peka dan berhati-hati, saat melakukan aktivitas literasi digital. Jika tidak, bukan keberuntungan yang akan didapat melainkan rekam jejak jelek yang dapat merubah nasib baik di masa depan. Media sosial saat ini telah menjadi trend dalam komunikasi pemasaran. Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi. Beberapa contoh media sosial yang sedang berkembang saat ini yaitu Instagram, Twitter, Tiktok, Facebook, Youtube, dan lain-lain. kita semua pasti memiliki berbagai motivasi dalam menggunakan media sosial. Sekedar untuk berkomunikasi dengan orang lain, untuk mencari tahu perkembangan sesuatu, untuk berbagi informasi maupun untuk mengikuti salah satu yang menjadi trend saat ini yaitu menggunakan media sosial sebagai bentuk eksistensi diri.

Kebijakan untuk bekerja, sekolah, hingga beraktivitas dari rumah selama pandemi membuat ketergantungan kita pada internet sangat tinggi. Sebagian besar orang bahkan merasa kecanduan. Peningkatan penggunaan internet memang tak terhindarkan, mengingat pemerintah memang mengimbau agar masyarakat lebih banyak beraktivitas di rumah dan menerapkan pembatasan sosial. Kondisi ini menjadikan internet sebagai bagian penting dalam aktivitas masyarakat, bahkan cenderung menimbulkan perilaku adiksi. Menurut Griffiths (2005), adiksi internet adalah penggunaan internet yang bersifat patologis, yang ditandai dengan ketidak mampuan individu untuk menggunakan waktu dalam menggunakan internet, dan merasa dunia maya lebih menarik daripada kehidupan dalam dunia nyata. 

Kecanduan media masa terjadi karena adanya pengalaman yang menyenangkan sehingga merangsang produksi dopamin. Ketergantungan ini lantas menumpuk karena keinginan seseorang mencapai respons yang menyenangkan.

Berikut beberapa gejala kecanduan internet secara emosional yang perlu Anda ketahui :

1.  Kecemasan, ketakutan, dan agitasi
2. Ketidakjujuran
3. Perasaan kesepian dan depresi
4. Euforia saat menggunakan komputer
5. Perasaan bersalah
6. Terisolasi
7. Perubahan suasana hati 

Selain secara psikologis, kecanduan internet juga bisa dilihat dari fisik. Berikut gejalanya : 

1. Sakit punggung
2. Sakit kepala
3. Insomnia
4. Sakit leher
5. Nutrisi buruk (penurunan berat badan atau penambahan berat badan)
6. Kebersihan pribadi buruk
7. Masalah pada mata

Kecanduan Media Masa telah diakui oleh Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders sebagai penyakit yang membutuhkan penelitian lebih lanjut. Namun, alat standar untuk mendiagnosis gangguan tersebut belum ditemukan. Mengobati gangguan ini bisa dengan beberapa cara. Pertama, orang-orang perlu menyadari bahwa penggunaan internet secara berlebihan merupakan masalah. Lalu, saat penggunaan internet telah memengaruhi hubungan sosial dan kegiatan sehari-hari, maka sudah saatnya mencari bantuan dari ahli. Perawatan psikologis, seperti terapi individu, kelompok, atau keluarga, modifikasi pelaku, terapi seni, terapi rekreasi, Dialectical Behavioral Therapy (DBT), Cognitive Behavioral Therapy dan Equine Therapy dapat mengatasi gangguan kecanduan internet.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun