Mohon tunggu...
Travel Story

How to go to Cirata

1 Juni 2016   13:58 Diperbarui: 1 Juni 2016   14:01 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisata. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Saya habis baca halaman depan dari buku agenda yang dikasih sama perusahaan. Tampak disana nama dan alamat kantor saya:

  • Badan Pengelola Waduk Cirata
  • Jl Raya Cirata No. 12 Desa Ciroyom Kec. Cipeundeuy
  • Kabupaten Bandung Barat 40558
  • (022) 6970818
  • email: bpwc@ptpjb.com

Well.. Kode telponnya 022 berarti sama dengan kota Bandung.

Kita dapat berasumsi kalau start dari Jakarta, untuk  menuju Cirata, titik utama yang dituju adalah Bandung. Artinya kita akan lewat tol Cipularang (Cikampek, Purwakarta, Padalarang). Namun, perlu diperhatikan bahwa Cirata itu letaknya sebelum Bandung. sehingga kalau kita keluar di gerbang tol Padalarang (Cipularang km 121), kita harus "mundur" lagi, putar balik ke arah Jakarta melewati jalan non-tol.

Sebenarnya Cirata itu berada di Cipularang km 104. Sayangnya, tak ada pintu tol keluar disana. Kalau nekat bisa turun dari tol 104, terus dilanjutkan jalan kaki ke bawah. Tapi yang saya bahas adalah bagaimana cara menuju Cirata menggunakan mobil. Berikut adalah contoh rutinitas saya tiap hari Senin:

  • Saya start dari Rumah  di bilangan Kelapa Gading pada Senin pagi pukul 04.15 WIB, terus melewati Jl. Perintis Kemerdekaan
  • Masuk ke tol dalam kota melalui gerbang tol Cakung: pukul 04.30
  • Masuk ke tol Cikampek pukul 05.00. Disini adalah KM 10.
  • Tepat di KM 66, belok kiri lagi ambil tol ke arah Bandung. 06.00.
  • Keluar di Tol Jatiluhur KM 83. 06.30
  • Setelah keluar di gerbang Tol Jatiluhur, belok kanan. ikutin jalan terus sampai setelah tiga buah pom bensin, ada pertigaan dan petunjuk arah tertulis "CIRATA". Ikutin jalan tersebut, sampai melewati dua pom bensin, dan tibalah kita di Cirata. Yayyy.

Hal pertama yang mencolok adalah kantor unit PLTA (dan PLTS) Cirata. Kemudian kita akan ketemu Jembatan Cilangkap berwarna merah yang dikelilingi oleh pemandangan yang indaaah, yaitu Gunung Aseupan dan Sungai (Sungai Citarum? Lupa namanya). Setelah jembatan, jika kita belok kanan artinya kita masuk ke Power House yaitu Turbin dan peralatan lainnya untuk membangkitkan listrik dengan kapasitas 1008 MWH. Tentu saja area ini diportal, tertutup untuk umum heu. Makanya beruntunglah yang pernah mengunjungi Power House ini karena tak sembarang orang bisa, biasanya pengunjung berasal dari civitas akademika yang berkunjung secara formal (dengan mengajukan surat) atau sanak famili para pegawai PLTA,  as privilage. Disini pengunjung bisa menyaksikan PLTA terbesar di asia tenggara, yang terletak di perut bumi.

Setelah jembatan, jika kita belok kiri, kita akan melalui jalan berkelok-kelok yang indah. sampai kita bertemu dengan bendungan yang juga difungsikan sebagai jalan hantar/seolah-olah tampak seperti jembatan. Inilah Bendungan Cirata.

Pemandangan yang tampak dari bendungan juga indah.. Jika menoleh ke kiri, kita saksikan pemandangan yang kira-kira hampir sama dengan Bukit Kedaton yang ada di Bandung Utara. Jika menoleh ke kanan.. jreng... akan tampaklah Waduk Cirata.. Sebuah reservoir dengan kapasitas 2 milyar m3 air. Indah sekali. Rasanya saya selalu ingin nyemplung, kalau gak ingat waduknya dalam dan, errr, airnya keruh akibat (salah satunya) aktivitas warga membudidayakan ikan dengan menggunakan keramba jaring apung.

Disini kita sudah sampai di daerah yang bernama Cirata. Kalau mau berkendara maju sedikit, ada kantor saya; BPWC. Kemudian maju sedikit lagi ada sawah di kanan-kiri, maju lagi ada alfamart dan kolam renang, disanalah lokasi rumah kontrakan saya. Persisnya terletak di Desa Rendeh. Sampai disini, waktu menunjukkan pukul 07.00 WIB.

Saya bersyukur ditempatkan di Cirata karena:

  • Cuaca bersahabat dan alamnya indah
  • Weekend bisa hang out ke Bandung (55 km)
  • Weekend bisa pulang ke rumah menemui suami di Jakarta (100km - 3 jam)

Beruntung Saya, Laras, dan pengasuhnya Ratih, tergolong orang-orang yang setroooong. Jadi enjoy aja mondar-mandir menjalani hidup nomaden. Weekdays di Desa, Weekend di Mal. PVJ boleh, MKG juga bisa. :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun