Mohon tunggu...
Exnasius Jaka Purnama
Exnasius Jaka Purnama Mohon Tunggu... Administrasi - Guru di SMP Taruna Nusa Harapan

Karena berani mencoba saya menjadi bisa. Karena terus mencoba saya menjadi terbiasa.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ini Resepku Usir Gejala Masuk Angin pada Anak

23 November 2017   08:27 Diperbarui: 2 Desember 2017   06:49 4323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Exnasius Jaka Purnama

Masuk angin. Penyakit yang satu ini bisa menyerang siapa saja dan kapan saja. Gejala yang dialami oleh penderita masuk angin di antaranya perut kembung, mual, muntah, demam, batuk disertai pilek, dan diare. Jika tidak segera diatasi, aktivitas penderita tentu akan terganggu. Bahkan, jika tidak mendapatkan anjuran atau tindakan yang benar, bisa berakibat fatal bagi penderitanya. Jadi, kita tidak boleh menganggap remeh penyakit yang satu ini. (https://health.detik.com/2013/04/24 )

Lantas, apa yang harus dilakukan saat gejala masuk angin terjadi pada anak-anak? Biasanya, orang tua akan merasa cemas, bingung, dan buru-buru ingin membawa si anak ke dokter. Padahal sebenarnya orang tua bisa melakukan tindakan pertolongan pertama dengan cara yang sederhana, yaitu kerokan. 

Masyarakat Indonesia pasti sudah mengerti betul dengan tradisi kerokan. Kerokan adalah salah satu teknik pengobatan yang sudah ada dari generasi ke generasi. Tidak ada salahnya apabila tradisi kerokan ini kita perkenalkan sejak dini. Dengan harapan, sedikit-sedikit jangan minum obat. Berikut ini salah satu cerita pengalaman saya mengatasi gejala masuk angin pada Marcel anak saya dengan cara kerokan.

Musim penghujan tiba. Sama seperti kebanyakan anak di kompleks perumahan yang penuh kegembiraan menantikan hujan, Marcel mempersiapkan diri untuk menyambutnya. Jersey tim sepakbola PSS Sleman kesayangannya sudah dikenakan. Bola juga sudah ditenteng. Dia memantas-mantas diri di depan kaca jendela meskipun mendung masih dalam perjalanan. Aku merasa geli sendiri memandangi Marcel layaknya pemain sepakbola profesional yang akan turun di ajang pertandingan resmi.

"Pa, hujan sudah turun. Bolehkah aku keluar sekarang?" Tanya Marcel pada saya. "Iya, Nak, tapi jangan berlama-lama bermain hujannya." Jawab saya. Dia berjalan setengah berlari keluar rumah lalu menengadahkan tangan ke langit seolah berkata selamat datang hujan. Ah, Marcel memang mirip dengan saya.

Hujan turun dengan tenang tetapi sepertinya keras kepala sebab hampir tiga jam turun tanpa jeda. Marcel dan teman-temannya bermain hujan dengan tawa dan canda. Kuhidupkan kamera ponselku, lalu kusimpam mimpi-mimpi yang mereka lukis di bawah hujan. Ada yang menjadi super hero, pendekar silat, pebalap sepeda, penari kuda lumping, dan pemain sepakbola. Ah, sungguh sebuah kebahagiaan tak berbiaya. Namun, mimpi mereka hari itu harus terhenti saat suara Adzan Maghrib mulai berkumandang.

Tengah malam Marcel terjaga dari tidurnya. Dia terduduk lalu tersenyum pada saya yang sedang asyik menonton siaran langsung sepabola Liga Spanyol. Tiba-tiba saja senyumnya terhenti. Air mukanya tampak pucat. Bendungan air matanya jebol membanjiri pipi. Sambil terisak-isak dia berkata bahwa dirinya merasa tak enak badan.

Saya segera membangunkan istri saya. Istri saya memeriksa Marcel dan menanyakan apa yang sedang ia rasakan. Marcel berkata bahwa kepalanya seperti bergoyang-goyang, badan kedinginan, perut mual, dan terasa ingin muntah. Sepertinya Marcel menderita gejala masuk angin. Mungkin karena berlama-lama bermain bersama hujan kemarin. "Pa, tolong ambilkan obat untuk masuk angin di kotak obat!" Pinta istri saya sambil memeluk dan membelai rambut Marcel agar tetap merasa nyaman dan tenang.

Dok.pribadi
Dok.pribadi
Kuaduk-aduk isi kotak obat. Namun, yang kucari-cari tak kunjung aku temukan. "Tengah malam begini mau beli obat di mana. Semua warung dan swalayan juga pasti sudah tutup." Guman saya dalam hati.

Hanya ada Balsem Lang yang memang selalu tersedia di kotak obat. "Ma, hanya ada Balsem Lang di sini." Teriakku. "Ya sudah. Bawa ke sini aja, Pa!" Jawab istri saya. Dengan segala kecemasan saya memanjatkan doa. "Tuhan, kalau memang harus terjadi, sembuhkanlah Marcel dari penyakit masuk anginnya." Pintaku pada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun