Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Mengobati Selingkuh: Mungkin Tidak Mudah, tapi Bukan Mustahil

18 Juli 2025   21:05 Diperbarui: 20 Juli 2025   00:13 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengobati luka karena selingkuh tidak mudah, tapi bukan tak mungkin. Cinta butuh usaha, bukan sekadar janji. (Pexels)

Saya tidak sedang membela perselingkuhan. Tapi saya percaya, dalam dunia yang tak sempurna ini, manusia kadang jatuh. Dan saat itu terjadi, kita punya dua pilihan: menyimpan luka, atau mencoba menyembuhkannya.

Mengobati selingkuh bukan berarti kita selalu harus bertahan. Kadang, memaafkan artinya melepaskan. Tapi di banyak kasus, cinta sejati justru ditemukan di titik paling gelap. Di sanalah kita belajar mencintai bukan karena mudah, tapi karena memilih untuk tetap tinggal, meski terluka.

Refleksi Terakhir: Apakah Kita Bisa Sembuh?

Saya tidak punya jawaban pasti untuk semua orang. Tapi saya percaya: manusia punya kapasitas untuk berubah. Dan cinta, jika cukup kuat, bisa membimbing kita melewati luka, menuju ruang pemulihan yang baru.

Jika kamu sedang dalam proses mengobati selingkuh, ketahuilah: kamu tidak sendiri. Jalan ini tidak mudah, tapi juga tidak sia-sia.

Yang patah bisa disatukan, bukan untuk kembali seperti semula, tapi untuk menjadi lebih kuat dari sebelumnya.

Penutup: Tentang Harapan, Luka, dan Pilihan

Kita hidup dalam dunia yang penuh godaan, penuh ketidaksempurnaan. Tapi kita juga hidup dalam dunia yang memberi ruang untuk perubahan, untuk penyesalan yang tulus, dan untuk cinta yang bertahan meski dihantam badai.

Mengobati selingkuh bukan soal menutupi kesalahan, tapi membuka diri pada kejujuran, pertobatan, dan komitmen untuk menjadi versi diri yang lebih baik. Karena pada akhirnya, cinta yang bertahan bukanlah cinta yang sempurna tapi cinta yang memilih untuk tetap berjuang.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun