Mohon tunggu...
EVRIDUS MANGUNG
EVRIDUS MANGUNG Mohon Tunggu... GURU - PENCARI MAKNA

Berjalan terus karena masih diijinkan untuk hidup. Sambil mengambil makna dari setiap cerita. Bisikkan padaku bila ada kata yang salah dalam perjalanan ini. Tetapi adakah kata yang salah? Ataukah pikiran kita yang membuat kata jadi serba salah?

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Google Bisa Menjawab, Tapi Guru yang Bisa Mendengar

4 Juli 2025   20:09 Diperbarui: 4 Juli 2025   20:09 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Guru mungkin bukan lagi pusat pengetahuan, tapi tetap bisa menjadi poros kepercayaan. (Pexels)

Di zaman ketika murid lebih percaya Google, peran guru bukan lagi soal siapa yang paling tahu tapi siapa yang paling bisa hadir dan memahami.

Ketika Anak-Anak Lebih Percaya Mesin daripada Manusia

Di sebuah kelas, seorang siswa saya mengangkat tangan dan berkata pelan,

"Tapi, Google bilang bukan begitu, Pak."

Kalimat itu tidak terdengar menantang atau sinis. Tapi anehnya, saya merasa seperti runtuh di dalam. Seolah suara saya (yang saya pelajari, persiapkan, dan yakini) tidak lagi cukup dipercaya. Seolah saya kalah oleh mesin pencarian yang tak pernah lelah menjawab.

Dan sejak hari itu, saya sering diam cukup lama setelah menjelaskan sesuatu. Bukan karena saya ragu akan materi, tapi karena saya tahu: satu penjelasan dari saya bisa langsung dibandingkan dengan ribuan link dalam hitungan detik.

Kadang saya menatap wajah-wajah mereka. Penuh rasa ingin tahu, tapi juga tak sabar. Seolah berkata:

"Kami percaya, Pak... tapi biarkan kami pastikan dulu ke internet."

Apa Artinya Menjadi Guru di Era Mesin Jawaban?

Anak-anak bukan kehilangan rasa hormat. Mereka hanya hidup di dunia yang jawabannya terlalu mudah didapat.

Saya tidak ingin menyalahkan mereka. Tidak juga menyalahkan Google. Dunia mereka memang berbeda. Saat saya kecil, jika guru bilang A, maka A-lah yang kita catat. Tak ada yang repot bertanya, "Apakah itu juga berlaku di kutub?"

Sekarang? Sekali klik, semua bisa dipertanyakan. Semua bisa dibantah.

Mungkin ini bukan soal siapa yang salah. Tapi soal siapa yang tetap hadir.

Karena yang dibutuhkan bukan kebenaran mutlak, melainkan keberanian untuk bersama mencari arah.

Ketika Suara Guru Tak Lagi Jadi Kompas Satu-Satunya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun