Mohon tunggu...
Salasiah Ammade
Salasiah Ammade Mohon Tunggu... Dosen Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Parepare

Penulis newbie yang berusaha terus mengembangkan potensi diri dan berbagi cerita lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menarik Hikmah Momen Hampir Ketinggalan Pesawat

14 Oktober 2025   13:07 Diperbarui: 14 Oktober 2025   13:07 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto di dalam pesawat (Dokumen pribadi)

Jumat lalu, saya dan suami hampir ketinggalan pesawat dari bandara Juanda, Surabaya ke bandara Hasanuddin, Makassar. Pesawat kami (City Link) terjadwal di pukul 11.05 pagi. Sebenarnya rencana penerbangan kami lebih cepat sehari dari rencana awal di hari Sabtu pagi, namun karena ada sale tiket pesawat 10.10, rencana kepulangan dipercepat. Inipun tiketnya dibeli di pukul 07.00 pagi dan langsung check-in online saat itu juga. Kamipun mulai bersiap untuk ke bandara, dari mengemas bagasi hingga segala perintilan persiapan keberangkatan, dan kami siap sebelum pukul 9 pagi. Dengan pertimbangan jarak hotel ke bandara cuma 30 menit, suami inisiasi keluar kamar hotel sebentar untuk mencari udara segar dan balik ke kamar hotel di pukul 9.30. Saya mulai panik karena rencana saya berangkat ke bandara di pukul 9.00 an. Segera transporstasi online pun saya pesan. Di sinilah drama keberangkatan mulai berentetan terjadi. Mobil online yang saya pesan terjebak kemacetan di area masuk ke lokasi hotel karena ada perbaikan jalan menuju hotel, jadi pak supir baru berhasil tiba di hotel di jam 10.05. Kemudian dalam perjalanan ke bandara, kami terjebak macet disebabkan kereta api yang melintas, alhasil, kami baru berhasil tiba di bandara pukul 10.50, berarti 15 menit sebelum pesawat take-off. Bisa dibayangkan bagaimana paniknya kami, bahkan saya telah sampai dititik berpasrah diri dan bersiap membeli tiket lagi bila kami tertolak saat check-in.

Kami berlarian ke lokasi check in karena koper kami sepertinya harus di bagasikan, namun pihak staff check-in pesawat sudah tidak mengijinkan karena pesawat sudah siap take-off. Si staff ticketing menelpon team pesawat apakah kami masih memungkinkan untuk ditunggu mengingat sudah deadline keberangkatan, bahkan last-call pun sudah lewat. Alhamdulillah, pihak maskapai City Link masih memberi kesempatan untuk segera ke pesawat dengan perjanjian pintu pesawat ditutup 5 menit sebelum take off. Dengan waktu sekitar 5 menit tersisa sebelum pintu pesawat tertutup, kami berlari kencang menuju baggage security check, menembus antrian sambil meminta maaf ke orang-orang yang lagi mengantri untuk check barang duluan mengingat kami sudah diposisi dead call. Alhamdulillah calon penumpang ini memberi kemudahan (semoga hal baik mengiringi hidup mereka), begitupun para staff baggage security check ini. Selepas drama di bagian security check-in, kamipun berlari ke gate 3 dari gate 6 diiringi crew City Link yang sudah menunggu kami di beberapa titik. Ada sekitar 3-5 crew maskapai City Link yang menemani kami hingga tiba di pintu pesawat. Diiringi permohonan maaf sepanjang jalan kami menuju kursi penumpang, kami mendorong koper kami hingga di kursi belakang. Ternyata kursi pesawat kami yang tertera di boarding pass sudah diisi penumpang lain karena mengira kami sudah ketinggalan pesawat. Jangan di tanya lagi bagaimana mental dan fisik kami; stress, panik, lelah diiringi keringat mengucur semua bercampur. Alhamdulillah Allah SWT masih memberi kemudahan hingga kami masih bisa ada di dalam pesawat. Jika dilogikakan, kami pasti sudah tidak berada di kursi penumpang pesawat dengan hitungan waktu yang sangat mepet, namun banyak hal di dunia terjadi tanpa harus dilogikakan.

Kejadian ini membuat saya merenung beberapa hari dan membuat saya merunut kejadian beberapa hari kebelakang sebelum hari keberangkatan. Saya percaya bahwa ada hukum tabur tuai dalam kehidupan, ada hikmah di balik kejadian, ada keberuntungan di balik musibah. Sebelum kejadian di Surabaya, 3 hari sebelumnya saya berada di Malang mengikuti kegiatan "71st TEFLIN International Conference di Universitas Brawijawa, 8-10 Oktober 2025". Saya dan suami ke Malang di tanggal 7 Oktober, dan langsung menuju kota Batu untuk rehat sejenak, berwisata di Santera, La Fonte, dan wisata petik apel. Dalam perjalanan balik ke hotel di Malang, kami singgah di toko oleh-oleh Brawijaya, sekedar membeli snack khas Malang. Saat antri di kasir, di depan saya, ada anak lelaki sekitaran 10 tahunan, bagian dari rombongan study tour sekolah sepertinya, yang bertransaksi.  Saat pembayaran, ternyata uang si bocah lelaki ini kurang tiga ribu dari total yang harus dibayarkan, hingga diberikan opsi untuk mengembalikan satu item barang. Sayapun inisiasi membayarkan kekurangan dana si bocah ini yang tidak seberapa. Saya membayangkan saja kalau si bocah ini anak saya yang hendak membelikan oleh-oleh untuk keluarganya. Betapa dia sudah berniat berbuat baik ke keluarganya. Kejadian lainnya yang sempat saya runut adalah ketika ada kenalan baru yang membantu pengurusan kamar hotel di Malang, dan kami sempat bertemu sebentar di hotel. Saya sempat memberikan sedikit uang saku untuk anaknya karena saat itu ada rejeki lain yang masuk di rekening saya. Jumlahnya tidak banyak, tapi mampu membuat anak itu tersenyum dan tidak menangis lagi, karena sebelumnya dia rewel selepas bangun tidur.

Dari kejadian yang saya ceritakan tadi, mungkin kebaikan kecil yang spontan saja dilakukan  itu , Allah SWT balas dengan kemudahan saat saya hampir ketinggalan pesawat. Begitupun sikap pasrah saya  dan suami yang bisa dikatakan sudah ikhlas dengan apapun yang terjadi selanjutnya, Allah SWT balas dengan masih mengijinkan kami berangkat dengan penumpang lainnya. Hikmah kejadian ini adalah berbuat baiklah selagi masih dimampukan, berserah diri ke Tuhan mu dengan apapun yang terjadi dalam hidupmu, namun usaha harus terus mengiringi sebelum tiba di titik berserah diri. Hikmah lainnya adalah jangan meremehkan keadaan, atur  waktu dengan baik, dan  jaga komunikasi dengan siapapun.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun