Malam itu kelam, kelam karena bulan memilih sembunyi. Untung saja ada penerang, lampu yang mulai malu-malu di sudut jalan.
"Gambarku bagaimana, Bang?"
Yang ditanya menatap mata si penanya, lalu beralih menatap layar ponsel yang menjadi penerang selain lampu jalan itu. Iya tersenyum, rapat, tapi hangat.
"Gambarnya harmonis. Tidak sanguinis atau melankolis, biasa saja tapi cukup manis. Cahayanya tidak sinis, tapi cukup puitis."
Si penanya diam, mukanya cemberut. Dia lupa sedang bertanya pada siapa.
"Kau menyindir atau sedang memuji?"
"Tidak keduanya. Hanya sedang mendeskripsikan atau lebih tepat memperjelas. Kau tidak perlu sanguinis atau pun melankolis, hadirmu sudah cukup harmonis, senyum mu sudah terlalu puitis."
Keberuntungan sedang berpihak pada gambar dan lampu jalan yang malu-malu itu, rupanya.
-Evipeach.