Mohon tunggu...
Evio Tanti Nanita
Evio Tanti Nanita Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

"Life without liberty is like a body without spirit"~Kahlil Gibran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Sudah Saatnya Tampuk Kekuasaan Berada di Tangan Generasi Milenial

13 Desember 2019   22:43 Diperbarui: 18 Desember 2019   20:13 274
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nadiem Makarim dan 7 Stafsus Presiden 


Semacam angin segar bagi para pemimpin milenial saat ini dengan terpilihnya Nadiem Makarim sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, serta diangkatnya 7 milenial menjadi staf khusus Presiden Jokowi  dan ada banyak lagi tokoh-tokoh milenial yang mulai menunjukkan posisi strategis di kedepannya.  

Benar saja, gen M atau generasi milenial ini menjadi tonggak lahirnya sebuah era baru, tatanan baru dengan beragam tantangannya yang kini sedang kita hadapi.  

Era baru ini bukanlah kelanjutan atau kontinuitas dari era sebelumnya, yang artinya new normal yang dihasilkan oleh perubahan dahsyat tersebut benar-benar berbeda dari sebelumnya. Namun, apakah masih relevan jika pemimpin generasi baby boomers dan generasi X yang begitu mumpuni bergumul dengan tantangan-tantangan era lama  kemudian dihadapkan dengan perubahan di era baru yang tengah kita hadapi ini?

Sebagai pengingat, generasi milenial adalah mereka yang lahir diantara tahun 1981 hingga 2000. Sementara itu, generasi X adalah lahir tahun 1965-1980. Dan baby boomers adalah mereka yang lahir di tahun 1946 hingga 1964. 

Secara umur, kaum milenial kini seharusnya sudah menduduki level kepemimpinan tengah dan atas dalam sebuah organisasi manajerial level. Dan sebentar lagi mungkin akan lebih banyak pemimpin milenial yang menduduki posisi-posisi teratas dalam organisasi, seperti di kementerian, dirjen gubernur, bupati, CEO, direktur, general manager. Hal ini terjadi karena memang adanya tuntutan perubahan dahsyat dan ekstrim serta super cepat.

Banyak sebutan yang diberikan oleh para pakar kepada perubahan ekstrim zaman generasi milenial ini, Warren Bennis dan Burt Nanus, dua pakar ilmu bisnis dan kepemimpinan dari Amerika ini menyebutnya dengan istilah "vuca world" yang merupakan singkatan dari volatility, uncertainty, complexity, ambiguity. Sementara itu,  Andrew S. Grove melejitkan dengan istilah "inflection point" atau SIP yang berarti titik perubahan strategis. Clayton Christensen mengungkapkan dengan istilah "disruption". Kemudian Klaus Schwab menyebutnya dengan revolusi industri 4.0, dan juga istilah "The age of acceleration" yang dipopulerkan Thomas Friedman.

Oleh sebab itu, para pihak harus memahami fenomena apa yang sedang terjadi saat ini. Bahkan, semua pakar sepakat bahwa perubahan itu tak lagi linier atau inkremental tetapi terjadi keterlepasan atau decoupling antara era lama dan era baru. Sehingga era baru ini bukanlah kontinuitas dari era sebelumnya dimana  paradigma baru sama sekali berbeda dari sebelumnya. Lalu, apa akibatnya jika perubahan drastis itu terjadi?

Akibatnya, pemimpin generasi baby boomers dan generasi X yang begitu mumpuni bergumul dengan tantangan-tantangan di era lama menjadi tidak relevan lagi di era baru yang sedang dihadapi kini. 

Kearifan atau wisdom, gaya kepemimpinan atau leadership style, kompetensi, nilai-nilai perilaku atau behavior habit yang begitu ampuh menjadi solusi di era lama kini mandul alias tidak mempan lagi menyelesaikan persoalan-persoalan kekinian di era baru. Oleh sebabnya, para pemimpin baby boomers dan generasi X harus mulai legowo untuk menyerahkan "tampuk kekuasaannya" kepada para pemimpin milenial. 

Agar organisasi lebih cakap dan bisa keluar dari kemelut perubahan ekstrim di era baru. Karena generasi X dan generasi baby boomers yang saat ini memimpin negara dan kaum politikus memiliki perbedaan cara berpikir  yang bahkan sudah tidak relevan dengan kemajuan dunia yang tengah dihadapi oleh kaum milenial saat ini. Tidak heran, baby boomers adalah seorang yang konservatif, sedangkan milenial sangat menyukai perubahan. Terlebih lagi, kedua generasi ini memiliki medan pertempuran hampir di semua sendi kehidupan. Jadi, imbasnya bukan saja pada perusahaan-perusahaan yang akan bermasalah, kepemerintahan pun saat ini bermasalah. Beberapa hal yang kerap menjadi perbedaan diantaranya,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun