Setiap April, nama Kartini kembali menggema. Di sekolah-sekolah, kantor pemerintahan, dan media sosial, kita merayakan perempuan pelopor yang memperjuangkan hak belajar dan berpikir. Namun, di luar seremoni dan kebaya, ada pertanyaan penting: seperti apa wujud Kartini hari ini?
Jawabannya bisa jadi sangat sederhana: Kartini masa kini adalah perempuan yang hadir. Hadir dalam keluarga, hadir di ruang kelas, hadir di komunitas, dan hadir dalam pembangunan. Bukan dengan pidato, tapi dengan mendengarkan. Bukan lewat sorotan, tapi lewat langkah-langkah kecil yang konsisten.
Ia bisa jadi seorang guru di sekolah yang sabar menemani murid-muridnya belajar menulis. Bisa jadi seorang ibu yang melatih tetangganya membuat olahan pangan lokal untuk dijual. Bisa juga seorang guru yang mengajak siswanya tinggal di desa, belajar dari masyarakat, dan bersama merancang usaha kecil agar bisa bertahan. Kadang, ia bahkan tak sempat memikirkan label "Kartini" karena terlalu sibuk memastikan orang-orang di sekitarnya bisa tumbuh.
Kartini masa kini mungkin tidak mengenakan kebaya, tetapi mengenakan sepatu lapangan, membawa catatan, atau sekadar mengulurkan tangan. Ia percaya bahwa perempuan tidak hanya bisa menjadi hebat, tapi juga bisa membuat orang lain hebat. Bahwa perubahan tidak harus besar, asal nyata.
Banyak perempuan kini yang bekerja diam-diam membangun ruang hidup yang lebih adil dan ramah bagi sesama perempuan, anak-anak, bahkan bagi laki-laki yang membutuhkan dukungan. Di tempat-tempat yang jauh dari sorotan, mereka hadir membawa cahaya kecil. Tak selalu terlihat, tapi dampaknya terasa.
Maka, peringatan Hari Kartini tidak perlu selalu megah. Cukup dengan menyadari dan menghargai perempuan-perempuan yang terus berjalan, meski pelan. Yang memilih terlibat, meski lelah. Dan yang tetap memberi, meski tidak selalu dihargai.
Untuk para perempuan hebat di luar sana, yang terus mencintai, mendampingi, dan membangun, terima kasih. Jangan ragu melangkah, sekecil apa pun itu. Suara kalian, kehadiran kalian, dan cinta kalian adalah bagian dari cahaya besar yang sedang kita nyalakan bersama.
Karena Kartini hari ini tak butuh panggung. Ia hanya butuh ruang---untuk terus hadir dan berarti.
-vie-
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI