Di tengah derasnya gelombang informasi digital yang kian tak terbendung, masyarakat khususnya mahasiswa dihadapkan pada tantangan baru: memilah informasi yang valid dari yang menyesatkan. Di era ini, kemampuan berpikir kritis tidak lagi menjadi nilai tambah, melainkan kebutuhan utama. Namun, kemampuan tersebut tidak tumbuh secara alami. Ia harus dibentuk, diasah, dan diarahkan. Salah satu jalan untuk mencapainya adalah melalui penguasaan iilmu mantiq, atau yang lebih dikenal sebagai logika.
Mengapa Ilmu Mantiq Penting?
Mantiq, secara etimologis, berasal dari kata Arab nathaqa yang berarti ‘berbicara’ atau ‘berpikir’. Dalam konteks keilmuan, mantiq adalah cabang ilmu yang mengajarkan bagaimana berpikir secara benar dan sistematis agar seseorang dapat sampai pada kesimpulan yang logis. Ia bukan sekadar teori, tetapi juga alat berpikir yang membantu manusia menilai kebenaran suatu informasi, membedakan argumen yang sahih dan batil, serta menghindari kesesatan berpikir.
Sejak zaman Aristoteles, logika telah dijadikan dasar dalam penalaran ilmiah dan pendidikan filsafat. Melalui pengaruh para filsuf Muslim seperti Al-Farabi dan Ibnu Sina, ilmu ini berkembang pesat dan menjadi fondasi intelektual dalam peradaban Islam klasik. Kini, ketika disrupsi informasi melanda berbagai aspek kehidupan, mantiq kembali relevan sebagai benteng intelektual yang kokoh.
Mantiq dalam Konteks Pendidikan Mahasiswa
Ilmu mantiq memiliki dampak signifikan dalam membentuk pola pikir yang logis, rasional, dan bertanggung jawab. Mahasiswa yang memahami mantiq tidak hanya mampu menjawab persoalan akademik dengan argumentasi yang kuat, tetapi juga mampu bersikap kritis terhadap berbagai wacana publik, termasuk isu-isu keagamaan, sosial, dan politik. Mereka cenderung tidak mudah terprovokasi oleh informasi menyesatkan, karena telah terbiasa menimbang kebenaran melalui proses berpikir yang valid.
Keterampilan Berpikir Kritis yang Ditanamkan Ilmu Mantiq
Ilmu mantiq melatih berbagai keterampilan berpikir kritis yang esensial bagi mahasiswa yang merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian secara mendalam, yang mencerminkan kecakapan seseorang dalam mengidentifikasi perbedaan antara realitas dan kebenaran berdasarkan nilai ideal, antara lain:
- Interpretasi: memahami makna mendalam dari data atau fenomena.
- Analisis: mengidentifikasi unsur-unsur penting dalam argumen dan menilai hubungan antar gagasan.
- Evaluasi: menilai kekuatan bukti dan keabsahan pendapat.
- Inferensi: menyusun kesimpulan yang logis berdasarkan informasi yang tersedia.
- Eksplanasi: menyampaikan pemikiran secara runtut dan logis.